Page 27 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 27
Nur Aini Setiawati
tan, di Yogyakarta terjadi perubahan sosial, ekonomi, politik,
dan budaya yang menyebabkan terjadinya keresahan di
kalangan masyarakat Yogyakarta yang bericikan feodal. War-
ga Yogyakarta yang terdiri atas para bangsawan (wong gedhe)
dan rakyat (wong cilik) berusaha untuk mengurus surat tanah
agar diakui hak kepemilikannya. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya sengketa tanah di kalangan warga Yogyakarta se-
jak dilaksanakannya reorganisasi tanah, bahkan sengketa itu
masih terjadi hingga sekitar tahun 1940an.
Penelitian ini mencoba memperjelas proses-proses reor-
ganisasi tanah kesultanan yang dimulai pada tahun 1917,
sekaligus sebagai awal penelitian ini sampai dengan 1940.
tahun 1917 diambil sebagai batas awal karena pada tahun
itu Kota Yogyakarta diselenggarakan perubahan penguasaan
tanah dan pada saat itu juga dikeluarkan suatu pernyataan
mengenai “domeinverklaring” untuk seluruh wilayah Kota Yog-
yakarta. Domeinverklaring yang dikeluarkan Pemerintah Kolo-
nial Belanda memuat ketentuan-ketentuan bahwa semua
tanah yang nyata-nyata tidak dapat dibuktikan dengan hak
eigendom oleh fihak lain adalah domein dari Pemerintah Hindia
Belanda.
Pengertian kata domein mengandung arti pemilikan dan
penguasaan. Istilah pemilikan dapat diartikan milik per-
orangan turun temurun yang sering disebut pula sebagai yoso.
Istilah itu mengandung arti segala sesuatu yang diperoleh
dari usaha perorangan yang mengubah tanah liar dijadikan
milik sendiri. Istilah yoso itu sediri mencakup tiga pengertian
yaitu membuka tanah, menguasai (menempati) tanah, dan
hak atas tanah itu. Dengan demikian, istilah milik menjelaskan
8