Page 105 - Prosiding Agraria
P. 105

KEBIJAKAN TANAH TELANTAR DI INDONESIA,

                                ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

                            Dwi Wulan Titik Andari, Nur Rahmanto, Dian Dewi Khasanah

                                          Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
                                   *corresponding author: nur_rahmanto@stpn.ac.id











            Abstract: As if it could be predicted that abandoned land would arise, the UUPA states that the loss of land
            ownership rights is due to being “abandoned,” therefore the owner of the rights is required to manage the land
            owned  according  to its  designation (Yudi  Kurniawan, Heru: 2015),  while Government Regulation Number
            20 of 2021 concerning the Order of Abandoned Areas and Land in Article 1 Number 2 states that abandoned
            property is land rights, land management rights, and land obtained based on the Basis of Land Control, which
            is deliberately not cultivated, not used, not utilized, and/or not maintained. Currently, there are still individuals
            who fail to utilize their land to its full potential. A variety of factors, such as investments or the rising value and
            price of land, contribute to the occurrence of this abandoned land. The Republic of Indonesia’s ability to prevent
            and manage abandoned land hinges on the regulations defining what constitutes abandoned land, as well as the
            consistency of all stakeholders in their approach.

            Keywords: abandoned land, abandoned land regulation, national policy
            Intisari:  Seakan  telah dapat diprediksikan akan  timbulnya  tanah  terlantar,  dalam  UUPA disebutkan akan
            hilang hak kepemilikan atas tanah salah satunya karena “diterlantarkan” oleh sebab itu pemilik hak diwajibkan
            mengelola tanah yang dimiliki sesuai dengan peruntukannya (Yudi Kurniawan, Heru:2015), sementara Peraturan
            Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar pada Pasal 1 angka 2 disebutkan
            bahwa Tanah Telantar adalah tanah hak, tanah Hak Pengelolaan, dan tanah yang diperoleh berdasarkan Dasar
            Penguasaan Atas Tanah, yang sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan atau tidak
            dipelihara. Saat ini masih ada orang yang tidak memanfaatkan tanahnya secara maksimal, ada banyak hal yang
            mendasari terjadinya tanah telantar ini, salah satunya adalah dengan alasan investasi atau bentuk asset kekayaan,
            salah satu alasan yang terbanyak adalah karena nilai/harga tanah cenderung meningkat. Kriteria mengenai apa
            yang disebut dengan tanah telantar dan harus dituangkan dalam regulasi serta konsistensi seluruh stake holder
            dalam penanganan tanah telantar ini ternyata menjadi kunci dalam pencegahan dan penanganan tanah telantar
            di Negara Indonesia.
            Kata Kunci: tanah telantar, regulasi tanah telantar, kebijakan nasional.



            A.  Pendahuluan
                 Tanah  menjadi  salah satu  kebutuhan  pokok seseorang  yang  didapat  dengan  harga

            yang tinggi. Tanah dengan harga yang tinggi masih dapat dibeli oleh sebagian orang untuk
            dimanfaatkan  sebagai  tempat  tinggal,  kebun, dan areal  pertanian.  Bahkan,  adapula  yang
            hanya  dimanfaatkan sebagai salah satu sarana  investasi saja.  Hal  ini  seperti  pendapat
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110