Page 107 - Prosiding Agraria
P. 107

92      STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                 •  Adanya  perbuatan yang  dengan  sengaja  tidak  memanfaatkan  tanah yang  dimiliki
                    sesuai tujuan atau peruntukannya;
                 •  Adanya akibat yang ditimbulkan.

                 Dari  kriteria tersebut  makna tanah terlantar  adalah  “sebidang tanah  yang tidak
            dimanfaatkan sebagaimana peruntukannya oleh pemegang hak secara sengaja, yang mana

            dilakukan dalam  jangka waktu  tertentu dan  menimbulkan akibat  bagi  masyarakat  yang
            berada.” Yang menjadikan penelantaran tanah menjadi suatu perbuatan yang salah karena
            adanya  dampak  negatif  yang  dapat  timbul.  Adapun  dampak  yang  mungkin  terjadi  ialah

            semakin meningkatnya kesenjangan sosial yang bila didiamkan tanpa ada peraturan yang
            tegas dapat menyebkan konflik sosial antar masyarakat. Selain itu jika pemerintah tidak secara
            tegas menertibkan tanah terlantar, perlahan tapi pasti negara akan menerima dampaknya
            berupa melemahnya perekonomian bangsa dan menurunkan stabilitas ketersediaan cadangan
            pangan  dalam  negeri.  Permasalahan tanah terlantar tidaklah  mudah  untuk  diselesaikan.

            Secara keadaan fisik kita dapat mengatakan bahwa tanah tersebut ialah tanah terlantar karena
            lamanya tanah tersebut tidak dimanfaatkan dan tanah sudah ditumbuhi dengan rumput-
            rumput  liar. Akan tetapi secara yuridis, untuk  menyatakan sebidang tanah terlantar atau

            tidak tidaklah mudah, karena harus dilakukan inventarisasi dan pencarian data agar sampai
            pada proses sebidang tanah ditetapkan sebagai tanah terlantar.

                 Pengertian tanah terlantar menurut Undang-Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
            Peraturan Dasar Pokok-Pokok  Agraria (UUPA) menyatakan bahwa  tanah  terlantar adalah
            tanah yang tidak produktif, tidak dikuasai atau tidak dimanfaatkan oleh siapapun, dan tidak

            tercatat dalam sistem pendaftaran tanah. Tanah terlantar dapat digunakan dalam program
            redistribusi tanah atau program penggunaan tanah lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah.
            Pemberian  hak  atas  tanah kepada individu  atau badan hukum  dalam UUPA membatasi
            kewenangan negara yang berasal dari hak menguasai negara. Namun, jika pemegang hak
            atas tanah tidak memenuhi kewajibannya atau melanggar larangan yang ditetapkan, tanah

            tersebut dapat dinyatakan  terlantar dan  hak atas  tanahnya akan dicabut,  sehingga  tanah
            tersebut menjadi milik negara.

                 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 menyebutkan Tanah Telantar adalah tanah
            hak,  tanah hak  pengelolaan,  dan  tanah  yang  diperoleh berdasarkan Dasar Penguasaan
            Atas Tanah, yang sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/

            atau  tidak dipelihara.  Tanah  tersebut dengan  sengaja  tidak dipergunakan  sesuai dengan
            keadaannya atau sifatnya; apabila tanah tersebut tidak dipergunakan sesuai dengan tujuan
            pemberian  haknya;  Tanah tersebut tidak  dipelihara  dengan  baik.Tanah terlantar  pada
            umumnya adalah  tanah  yang  tidak diusahakan, dimanfaatkan, dandipergunakan dengan

            baik sesuai dengan peruntukan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor; 20 Tahun 2021 Pasal
            1 angka 2 disebutkan Tanah Terlantar adalah tanah hak, tanah Hak Pengelolaan, dan tanah
            yang diperoleh berdasarkan Penguasaan Atas Tanah, yang sengaja tidak diusahakan, tidak
            dipergunakan,  tidak  dimanfaatkan,  dan/atau  tidak  dipelihara.”  Dalam  Pasal  4  ayat  (1)
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112