Page 109 - Prosiding Agraria
P. 109

94      STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            tanah tersebut. Dan bagaimana seharusnya peraturan penertiban dan pendayagunaan tanah
            terlantar sebagai solusi untuk memberikan perlindungan kepada warga terdekat terutama
            yang memiliki semangat dan juang untuk bertani, berkebun dan sebagainya. Agar kehidupan

            mereka bertambah  sejahtera  dengan  tidak melanggar ketertiban  dan  peraturan, maupun
            nilai-nilai agraris yang tumbuh dan hidup di wilayah masing-masing.

                 Namun, saat ini masih ada orang yang tidak memanfaatkan tanahnya secara maksimal,
            karena dijadikan  sebagai objek  investasi  sehingga  terkesan  tanahnya ditelantarkan.
            Penelantaran tanah  dapat  dikatakan  merupakan tindakan  yang tidak  bijaksana, tidak

            ekonomis (hilangnya  potensi  ekonomi  tanah)  tidak berkeadilan,  serta juga merupakan
            pelanggaran terhadap kewajiban yang harus dijalankan para pemegang hak atau pihak yang
            telah memperoleh dasar penguasaan tanah (Harsono, Budi: (2008)). Ada banyak hal yang
            mendasari terjadinya tanah telantar ini, salah satunya adalah dengan alasan investasi atau
            bentuk asset  kekayaan, salah satu alasan yang terbanyak adalah  karena  nilai/harga tanah

            cenderung meningkat.

                 Sertipikat sebagai produk Tata Usaha Negara, diproses melalui mekanisme yang diatur
            dengan  peraturan  perundangan  yang diharapkan dapat dihasilkan  produk  hukum  yang
            dapat memberikan jaminan kepastian hukum bagi pemegang haknya, dan dapat digunakan
            sesuai dengan maksud pemberian haknya, dalam praktek terdapat kemungkinan terhadap

            tanah dimaksud  tidak dipergunakan  sebagaimana  mestinya atau ditelantarkan, dengan
            demikian  dapat  dikaji  permasalahan mengenai: “Bagaimana  efektifitas kebijakan Negara
            yang diwujudkan dalam sebuah regulasi yang mengatur tentang tanah telantar di Indonesia.”



            B.  Metode Penelitian
                 Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah penelitian hukum
            Normatif yakni penelitian yang bertitik tolak dari berbagai postulat-postulat normatif atau

            hukum positif dan didukung dengan penelitian empiris. Adapun data yang terdapat dalam
            penelitian ini adalah data primer yang merupakan hasil penelitian lapang dan data sekunder
            yang didapat dari buku, internet, jurnal dan sumber lainnya. Dengan penelitian ini maka

            dapat di telaah mengenai efektifitas kebijakan Negara yang diwujudkan dalam sebuah regulasi
            yang mengatur tanah telantar di Indonesia.


            C.  Gambaran Umum Kebijakan Tanah Telantar di Indonesia

                 Sejak  tahun 2017,  Presiden Joko  Widodo memberikan “Pekerjaan Rumah “kepada
            Kementerian  Agraria  dan  Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional  untuk menyelesaikan
            pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia hingga tahun 2025 dengan target sejumlah 126
            juta bidang tanah melalui suatu program yang dikenal dengan Pendaftaran Tanah Sistematis

            Lengkap (PTSL) (Mujiburohman, 2018).

                 Pada Pasal 10 ayat (1) Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria, (selanjutnya disebut dengan
            Undang Undang Pokok Agraria atau UUPA) disebutkan “setiap orang dan badan hukum yang
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114