Page 114 - Prosiding Agraria
P. 114

Kebijakan Tanah Telantar di Indonesia,   99
                                                                                 Antara Harapan dan Kenyataan

             orang-orang lain serta badan-badan hukum”. selanjutnya beberapa ketentuan UUPA yang
             berkaitan dengan tanah terlantar adalah:

                  1.  Hak milik atas tanah hapus bila tanahnya jatuh kepada Negara karena ditelantarkan
                     (Pasal  27  poin a.  3).  Penjelasan Pasal  27 menyatakan:  “Tanah ditelantarkan kalau
                     dengan sengaja tidak dipergunakan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan

                     dari pada haknya”.
                  2.  Hak Guna Usaha hapus karena ditelantarkan ( Pasal 34 e ).
                  3.  Hak Guna Bangunan hapus karena ditelantarkan ( Pasal 40 e ).

                  Untuk melaksanakan kegiatan  penertiban haruslah  terlebih  dahulu  diberikan
             pemberitahuan kepada pemegang hak dan pemberitahuan akan dilakukannya suatu kegiatan

             penertiban tersebut paling tidak harus berisi hal hal antara lain:

                  1.  Gambaran  tentang keadaan  atau  sikap  yang bersifat illegal  dari  peraturan  yang
                     dilanggar disebutkan.
                  2.  Pemberitahuan harus jelas, sehingga yang diberitahu itu mengerti apa yang harus
                     dilakukan.

                  3.  Tenggang waktu yang diberikan harus jelas dan tegas.
                  4.  Pemberitahuaan itu harus mengandung suatu kepastian, bahwa akan benar benar
                     dilaksanakan, sebab kalau hanya kira-kira akan dilakukan penertiban, maka hal itu
                     akan bertentangan dengan asas kepastian.

                  Sesuai Pasal 23, 25 dan 27 PP No. 20 Tahun 2021 untuk penertiban Kawasan dan tanah

             telantar ini memakan waktu 555 hari kerja atau 18,5 bulan, sehingga dapat diketahui bahwa
             kegiatan penertiban Kawasan dan tanah telantar ini merupakan kegiatan multi year, akan
             tetapi  system penganggaran untuk penanganannya  tidak  mengenal  sistem penganggaran
             multi year, seharusnya sistem penganggaran khusus untuk penanganan Kawasan dan tanah

             telantar juga menggunakan sistem penganggaran multi year. Kawasan dan atau tanah yang
             menjadi  obyek  kegiatan  belum  belum  selesai  dalam  tahun  berjalan  tetapi  belum  tentu
             atau tidak dijadikan penertiban untuk tahun anggaran berikutnya, hal ini akan berdampak
             langsung dengan keberlanjutan dan efektifitas kegiatan penertiban tanah telantar.



             Kerugian Secara Ekonomi dari Penelantaran Kawasan dan Tanah
                  Sesuai dengan Pasal 1 Angka 1 dan 2 maka arti dari Kawasan atau tanah telantar adalah

             Kawasan atau  tanah yang  tidak diusahakan, dipergunakan atau  tidak dimanfaatkan dan/
             atau tidak dipelihara, sedangkan pengertian dari pemanfaatan tanah adalah suatu kegiatan
             untuk  mendapatkan  nilai tambah tanpa  mengubah  wujud  dari  fisik  penggunaan tanah,
             pengertian nilai tambah dalam hal ini dapat diartikan sebagai bertambahnya nilai ekonomi

             sutau bidang tanah, artinya dengan tidak diusahakan, dipergunakan atau tidak dimanfaatkan
             dan/atau tidak dipelihara suatu Kawasan atua bidang tanah akan mengakibatkan hilangnya
             potensi ekonomi suatu Kawasan atau bidang tanah,. Suatu Kawasan atau tanah yang belum
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119