Page 118 - Prosiding Agraria
P. 118

Kebijakan Tanah Telantar di Indonesia,   103
                                                                                 Antara Harapan dan Kenyataan

                     dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara akan tetapi juga tanah
                     yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan
                     keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya;

                  2.  Apabila kita mengacu kepada Pasal 23, 25 dan 27 PP No. 20 Tahun 2021 dimana untuk
                     penertiban tanah telantar ini memakan waktu 555 hari kerja atau 18,5 bulan, sehingga
                     dapat diketahui bahwa kegiatan penertiban tanah telantar ini merupakan kegiatan
                     multi  year,  sedangakan  model anggaran di  Kementerian  ATR/BPN  hanya dikenal
                     penganggaran satu tahun anggaran, sehingga disarankan untuk kegiatan penertiban

                     Kawasan atau Tanah Telantar agar menggunakan anggaran yang sifatnya multi year
                     juga, agar didapat kesinambungan dalam penanganannya.
                  3.  Agar dalam  setiap  penanganan  penertiban  tanah  telantar  ini  juga dilakukan

                     analisi mengenai dampak atau potensi ekonomi (Potensi Kerugian Ekonomi) yang
                     ditimbulkan  dari  terjadinya  penelantaran  tanah  hal  ini  dengan  mengingat  bahwa
                     terhadap kegiatan penertiban penelantaran tanah selama ini belum pernah dilakukan
                     analisis dampak kerugian secara ekonomi (Potensi Kerugian Ekonomi).
                  4.  Agar bisa  ditemukan bagaimana kriteria  suatu kawasan  atau  tanah  telantar  yang

                     selanjutnya menjadi tanah yang dikuasai oleh Negara tersebut Pendayagunaanya akan
                     ditujukan untuk pertanian dan nonpertanian dalam rangka kepentingan masyarakat
                     dan Negara apakah akan melalui Reforma Agraria, Proyek Strategis Nasional, Bank

                     Tanah; atau Cadangan Negara lainnya.

             Daftar Pustaka

             Boedi Harsono. 2007, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang ± Undang
                     Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya, Jilid I, Hukum Tanah Nasional, Djambatan,
                     Jakarta,

             Boedi Harsono, 2008, Hukum Agraria, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria
                     dan Pelaksanaanya, Djambatan, Jakarta.
             Marzuki, P. M. 1949, Penelitian Hukum.
             Masri Singarimbun, 1981, Metode Penelitian Hukum dan Survei, LP3 ES,

             Nasution, 2003, “Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif” Tarsito,Bandung.
             Nurhasan Ismail, “Arah Politik Hukum Pertanahan dan Perlindungan Kepemilikan Tanah
                     Masyarakat”, Rechtsvinding, Vol, 1 No. 1, April 2012, hal 33-51
             Cariono, 2016, “Penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar dalam rangka penatagunaan

                     tanah di kota Tarakan” Jurnal Akta Yudisia,
             Heru Yudi Kurniawan, 2015, “Tinjauan Yuridis Pemanfaatan Tanah Terindikasi Terlantar Untuk
                     Kegiatan Produktif Masyarakat (Meningkatkan Taraf Perekonomian) Di Tinjau Dari PP
                     No. 11 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan dan Pendayagunaan Tanah Terlantar” Jurnal

                     Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Program Magister Hukum, Universitas Tanjungpura”,
                     Vol 1 Hlm 1.
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123