Page 123 - Prosiding Agraria
P. 123

108     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            2023),  serta membentuk kampung  reforma  agraria (Resti  dan  Wulansari, 2022) (Rineksi,
            2022).

                 Dalam implementasinya, GTRA masih belum optimal yang disebabkan oleh beberapa
            kendala  yang  dialami. GTRA  dinilai  hanya berupa  forum koordinasi  dan belum  dapat
            memutuskan hal-hal yang bersifat strategis dan berdampak luas (Nurahmani (2023). Selain

            itu secara kelembagaan GTRA hanya bersifat ad hoc atau sementara untuk kepentingan atau
            target tertentu (Nurahmani (2023) dengan masa berlaku satu tahun (Putra dkk, 2021).

                 Dalam pelaksanaan kegiatan GTRA terdapat keterbatasan pemahaman dan partisipasi
            masyarakat terkait kegiatan GTRA yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi (Putra, 2021),
            (Junarto, 2022). Pemerintah Daerah menganggap Reforma Agraria bukan program prioritas,

            sehingga perhatian emerintah  Daerah dalam pelaksanaan penataan akses  masih  terbatas.
            Hal  ini disebabkan  kurangnya  koordinasi  dan antara  pemerintah  pusat dan  pemerintah
            daerah dalam pelaksanaan reforma agraria (Putra dkk, 2021). Selain itu Anggaran yang dapat

            mendukung GTRA cenderung tersebar di setiap satuan kerja/Dinas, sehingga belum cukup
            fleksibel untuk dapat mengeksekusi program secara maksimal dan memerlukan koordinasi
            yang intensif (Nurahmani, 2024).

                   Sekretariat  GTRA  diisi  oleh  pejabat  yang  secara  rutin  memiliki kesibukan  di  setiap
            satkernya, sehingga tidak ada sumber daya yang secara rutin dan berkelanjutan menggerakan
            organ GTRA itu sendiri  (Nurahmani (2023).  Hal  tersebut dapat mengakibatkan kesulitan

            dalam  penjadwalan kegiatan bersama,  seperti  rapat  ataupun kegiatan lapang  (Resti  dan
            Wulansari, 2022).

                 Setiap kementerian/lembaga/instansi mempunyai kewenangan  untuk menyusun
            kebijakan  serta melaksanakan kegiatan  dalam  cakupan kerja masing-masing  dan  tidak
            terkoordinasi. Akibatnya pada implementasi tugas serta operasional terjadi overlap. Hal ini

            tampak terlihat pada capaian pelaksanaan reforma agraria pada pelepasan kawasan hutan
            yang belum optimal (Putra dkk, 2021) (Nurahmani (2023).

                 Mengacu dari beberapa penelitian sebelumnya terkait GTRA yang mengimplementasikan
            Perpres Nomor 86  Tahun 2018  tentang  Reforma  Agraria, Penelitian  yang  saat ini  sedang
            dilakukan mencoba mendeskripsikan kinerja GTRA berdasarkan Perpres No. 62 Tahun 2023

            tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria. Beberapa hal yang akan dijawab dalam
            penelitian ini adalah terkait dengan tugas pokok dan fungsi, pelaksanaan kegiatan, kendala/
            masalah  serta  soulsi  penyelesaian kaitannya  dengan GTRA  dalam mengimplementasikan
            Perpres No. 62 Tahun 2023 dengan lokus Kabupaten Sukabumi.



            B.  Metode Penelitian
                 Metode  penelitian  yang  digunakan  adalah  penelitian  deskriptif  kualitatif.  Mengingat

            kategori termasuk dalam penelitian institusional/kelembagaan (Nawawi dan Martini, 2005),
            beberapa data yang dihimpun berupa struktur organisasi, interrelasi antar jenjang serta dalam
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128