Page 100 - Prosiding Agraria
P. 100

Kepastian Pemanfaatan Tanah Terlantar untuk   85
                                                                                   Percepatan Reforma Agraria

             dimanfaatkan oleh masyarakat, dengan tujuan utama redistribusi atau legalisasi. Terdapat
             3 jenis TORA yaitu TORA dari Kawasan Hutan, TORA dari non-Kawasan Hutan, dan TORA
             dari hasil penyelesaian Konflik Agraria. Pada TORA dari non-Kawasan Hutan meliputi 14

             objek yang salah satunya adalah Tanah Negara bekas tanah terlantar dan kini dimanfaatkan
             untuk kepentingan masyarakat dan negara melalui program Reforma Agraria.

                  Peruntukan Tanah Cadangan Umum Negara (TCUN) untuk keperluan Reforma Agraria
             memiliki dua dimensi utama, yaitu untuk pertanian dan non-pertanian. Proses pengalokasian
             ini dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi setelah

             menerima  keputusan  resmi  dari Menteri  Agraria  dan  Tata  Ruang/Kepala  BPN  tentang
             peruntukan TCUN.

                  Setelah menerima keputusan tersebut, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi bertanggung
             jawab untuk menyusun rencana detail pelaksanaan. Rencana ini mencakup beberapa aspek,
             seperti penetapan penggunaan TCUN untuk pertanian dan non-pertanian, sistem distribusi

             tanah, calon  penerima  TCUN,  luas  tanah  yang akan diterima oleh  masing-masing  calon
             penerima,  fasilitas  sosial,  fasilitas umum,  dan pembuatan peta rinci  TCUN untuk  calon
             penerima serta fasilitas sosial dan umum.

                  Seleksi calon penerima TCUN dilakukan oleh Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor
             Pertanahan Kabupaten/Kota dengan melibatkan pihak Pemerintah Daerah setempat. Proses
             ini penting untuk memastikan bahwa tanah dialokasikan kepada mereka yang membutuhkan

             dan mampu mengelolanya dengan baik. Kemudian dalam dalam kolom catatan sertipikat dan
             buku tanah dicantumkan catatan: “Pemegang hak dilarang mengadakan perjanjian dalam
             bentuk apapun yang bersifat mengalihkan hak atas tanah baik sebagian atau seluruhnya dalam
             tenggang waktu sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun”(“Petujuk Teknis Pendayagunaan

             Tanah Terlantar,” 2022).

                  TCUN yang telah ditetapkan peruntukan pendayagunaan melalui Bank Tanah, selanjutnya
             pelaksanaan peruntukan Pendayagunaan TCUN untuk Bank Tanah tersebut ditujukan untuk
             ditetapkan sebagai Aset Bank Tanah. Bank Tanah adalah sebuah badan khusus (sui generis)
             yang berstatus sebagai badan hukum Indonesia. Badan ini dibentuk oleh pemerintah pusat

             dan diberikan kewenangan khusus untuk mengelola tanah. Tujuan utama dari pembentukan
             Bank Tanah adalah untuk memastikan bahwa tanah tersedia dalam jumlah yang memadai
             guna mendukung berbagai kepentingan nasional.

                  Bank tanah mengumpulkan tanah dari masyarakat, terutama tanah yang ditelantarkan,
             serta tanah negara yang belum dimanfaatkan. Tanah yang telah dikumpulkan ini kemudian

             dikembangkan dan didistribusikan kembali sesuai dengan rencana penggunaan tanah, atau
             disewakan kepada masyarakat. Secara sederhana, bank tanah adalah alat manajemen tanah
             yang bertujuan untuk membuat pemanfaatan dan penggunaan tanah menjadi lebih produktif
             (Indriasari & Pratama, 2022).
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105