Page 237 - Prosiding Agraria
P. 237

222     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                 Kondisi Ekonomi  dan Pendapatan,  menurut  data,  60%  penerima  manfaat memiliki
            penghasilan lebih dari 3,5 juta rupiah per bulan, terutama dari usaha peternakan dan pengrajin
            telur  asin. Sebagian besar  pelaku  usaha  di bidang ini memiliki kapasitas  produksi besar

            dengan pasar yang stabil. Namun, mereka juga menghadapi risiko tinggi, seperti wabah flu
            burung dan kenaikan harga pakan yang dapat mempengaruhi stabilitas pendapatan mereka.

                 Pendekatan Capability  Approach  oleh Nussbaum (2011)  menekankan  pentingnya
            kemampuan dan kesempatan untuk mencapai kesejahteraan. Penerima manfaat yang mampu
            meningkatkan  pendapatan melalui  usaha mandiri  menunjukkan  peningkatan kapabilitas

            mereka dalam  mengelola  usaha dan  memanfaatkan  peluang  ekonomi.  Peningkatan
            pendapatan juga mencerminkan keberhasilan program ARA dalam memberikan akses dan
            pendampingan yang diperlukan.

                 Fakta  di  lapangan  menunjukkan  banyak pelaku usaha  dengan penghasilan  tinggi
            memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk modal usaha, dengan menjaminkan aset

            tanah mereka. Sebaliknya, pelaku usaha dengan penghasilan sedang atau kecil lebih memilih
            menggunakan  BPKB kendaraan  sebagai  jaminan. Ini  menunjukkan  adanya  kesenjangan
            dalam akses terhadap modal yang dapat mempengaruhi kemampuan ekspansi usaha mereka.

                 Teori Financial Inclusion oleh Demirgüç-Kunt et al. (2018) menyatakan bahwa akses yang
            lebih luas  terhadap layanan keuangan,  seperti kredit,  dapat meningkatkan kesejahteraan
            ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Program  ARA yang membantu  penerima manfaat

            dalam mengakses kredit dan modal usaha menunjukkan pentingnya inklusi keuangan untuk
            mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

                 Dampak Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, peningkatan pendapatan pasca penataan
            akses menunjukkan dampak positif dari program ARA. Berdasarkan data, 53,4% penduduk
            mengalami  peningkatan  pendapatan lebih  dari 1,5  juta  rupiah.  Selain itu,  pelatihan  dan

            pendampingan telah membantu masyarakat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
            pelaku usaha dalam berusaha, meskipun perubahan tidak terjadi secara instan.

                 Teori Social Capital oleh Putnam (2000) yang diperbarui oleh Portes (2014) menekankan
            pentingnya jaringan sosial dan kepercayaan dalam masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.
            Program ARA yang melibatkan masyarakat dalam pelatihan dan pendampingan membantu

            membangun modal sosial, yang meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bekerja sama
            dan saling mendukung dalam usaha mereka.

                 Namun,  masih banyak  pelaku  usaha  yang menggunakan metode  tradisional  dan
            kurang memperhatikan dampak lingkungan dan manajemen yang baik. Observasi lapangan
            menunjukkan,  peternak itik  seringkali meletakkan kandang  di  sekitar  pemukiman,  yang

            dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Selain itu, pengrajin telur asin dan olahan ikan
            masih mengandalkan cara-cara konvensional yang tidak selalu menjamin kualitas produk.
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242