Page 233 - Prosiding Agraria
P. 233
218 STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
kebutuhan masyarakat lokal. Penyusunan model pemberdayaan berdasarkan hasil pemetaan
sosial adalah strategi intervensi yang mencerminkan pendekatan konstruktivis dalam
mengembangkan solusi berbasis konteks lokal.
Kelima, Penyusunan Data Penerima ARA.Penyusunan data penerima ARA dilakukan
berdasarkan hasil pemetaan sosial dan pendampingan kegiatan penataan akses di Kelurahan
Pesurungan Lor. Pendekatan konstruktivis dalam tahap ini adalah memastikan bahwa data
yang dikumpulkan mencerminkan kondisi nyata di lapangan dan kebutuhan masyarakat. Data
ini kemudian digunakan untuk menentukan penerima ARA yang tepat, sehingga program
dapat memberikan manfaat maksimal kepada mereka yang membutuhkan.
Keenam, Penguatan Kelembagaan pada Fase Dua. Pada tahun 2024, Kelurahan
Pesurungan Lor memasuki fase dua ARA yang fokus pada penguatan kelembagaan. Teori
konstruktivisme menekankan bahwa keberhasilan program reforma agraria tergantung
pada konstruksi kelembagaan yang melibatkan berbagai aktor. Fase ini mencakup asesmen
data kelembagaan, pembentukan kelembagaan melalui kelompok usaha, dan penguatan
kapasitas kelembagaan. Rapat Tim GTRA yang diadakan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tegal yang juga diikuti oleh perwakilan masyarakat dimana
peneliti berkesempatan hadir membahas rencana kerja yang akan dilaksanakan bersama oleh
masing- masing tim. Pendekatan ini mencerminkan proses konstruktivis di mana berbagai
pihak berkolaborasi untuk membangun kelembagaan yang kuat dan berkelanjutan.
Pelaksanaan ARA di Kelurahan Pesurungan Lor mencerminkan penerapan prinsip-
prinsip konstruktivisme dalam kebijakan agraria. Melalui penetapan lokasi, pengadaan tenaga
pendukung, penyuluhan, pemetaan sosial, penyusunan model, dan penguatan kelembagaan,
program ARA di daerah ini berupaya untuk mengatasi ketidaksetaraan dalam kepemilikan
tanah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dan membangun interaksi sosial yang konstruktif, diharapkan reforma agraria
dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat agraris di Kelurahan Pesurungan Lor
dan daerah-daerah lain di Indonesia.
Keterlibatan Para Pihak Dalam Penataan Akses Reforma Agraria
Program penataan Akses Reforma Agraria (ARA) di Kota Tegal, khususnya di Kelurahan
Pesurungan Lor, menunjukkan bagaimana pendekatan kolaboratif yang melibatkan
berbagai pihak dapat diterapkan dalam konteks kebijakan publik untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Keterlibatan berbagai pihak dalam program ini dapat dianalisis dengan
menggunakan teori kolaborasi, teori partisipasi masyarakat, dan teori manajemen proyek.
Keberhasilan program ARA sangat dipengaruhi oleh efektivitas Tim Gugus Tugas Reforma
Agraria (GTRA) yang telah dibentuk. Tim ini terdiri dari berbagai pihak termasuk pejabat
pemerintah, masyarakat, dan akademisi. Menurut teori kolaborasi, keterlibatan berbagai
pemangku kepentingan (stakeholders) dalam perencanaan dan pelaksanaan program