Page 230 - Prosiding Agraria
P. 230

Konstruktivisme Penataan Akses Reforma Agraria:   215
                                                                 Dinamika Kesejahteraan Masyarakat Inklusi Multi Aspek

             diorganisir dan dianalisis  untuk  memahami  bagaimana  berbagai aspek  penataan akses
             reforma agraria mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Pesurungan Lor.

                  Validitas dan reliabilitas data dijaga melalui triangulasi data, yaitu dengan membandingkan
             dan memverifikasi temuan dari berbagai sumber data yang berbeda (Denzin, 1978). Selain itu,
             member checking dilakukan dengan mengkonfirmasi hasil wawancara dan temuan penelitian

             kepada para informan untuk memastikan akurasi dan kebenaran data yang diperoleh (Lincoln
             & Guba, 1985). Dengan pendekatan kualitatif yang mendalam, penelitian dapat memberikan
             pemahaman yang komprehensif dan holistik mengenai kompleksitas penataan akses reforma

             agraria dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Pesurungan Lor,
             sekaligus memberikan rekomendasi kebijakan yang lebih efektif dan relevan.


             C.  Hasil dan Pembahasan
             Konstruktivisme Proses dan Progres Penataan Akses Reforma Agraria

                  Reforma agraria sebagai salah satu Program Strategis Nasional (PSN) di Indonesia bertujuan
             untuk mencapai pemerataan dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan

             tanah, serta penyelesaian konflik agraria.  Dalam konteks ini, teori konstruktivisme dapat
             memberikan perspektif yang berharga untuk memahami bagaimana penataan akses reforma
             agraria dapat diwujudkan dengan adil, berkelanjutan, partisipatif, transparan, dan akuntabel.
             Konstruktivisme, yang menekankan pentingnya interaksi sosial dan konstruksi sosial dalam
             pembentukan pengetahuan dan praktik, relevan dalam menjelaskan proses penataan akses

             reforma agraria di Kelurahan Pesurungan Lor, Kota Tegal.

                  Menurut teori konstruktivisme, keadilan dalam reforma agraria tidak hanya berkaitan
             dengan distribusi tanah tetapi juga dengan konstruksi sosial yang mendukung akses yang
             lebih luas terhadap sumber daya agraria. Sutaryono (2019) menyatakan bahwa keadilan dalam
             reforma agraria mencakup redistribusi tanah serta perbaikan akses terhadap sumber daya

             agraria yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani kecil. Dalam konteks ini, pendekatan
             konstruktivisme menekankan  pentingnya interaksi  antara  pemerintah, masyarakat,  dan
             pemangku kepentingan lainnya untuk membentuk kebijakan dan praktik yang adil.

                  Di Kelurahan Pesurungan Lor, upaya untuk menciptakan keadilan dalam reforma agraria
             diwujudkan melalui keputusan Wali Kota Tegal Nomor 590/099/2023 tentang Pembentukan

             Kampung Reforma Agraria Tahun Anggaran 2023. Langkah ini didukung oleh pembentukan
             Tim  Gugus  Tugas  Reforma  Agraria (GTRA) melaui Keputusan  Wali  Kota  Tegal  Nomor
             690/029/2023 tentang Pembentukan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria Kota Tegal Tahun
             Anggaran Tahun 2023 yang melibatkan berbagai organisasi pemerintah daerah (OPD) sesuai

             dengan kapasitas masing-masing. Dengan adanya keterlibatan pemerintah daerah, penataan
             akses reforma agraria dapat dikelola secara lebih terstruktur dan adil, memastikan bahwa
             kelompok marjinal dan  petani  kecil mendapatkan manfaat yang  signifikan.  Bahkan Kota
             Tegal menjadi daerah pertama di Jawa Tengah yang pemerintah daerahnya mengalokasikan

             anggaran secara spesifik untuk program reforma agraria.
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235