Page 242 - Prosiding Agraria
P. 242

Kendala dan Solusi Penataan Akses Reforma Agraria   227
                                             Berdasarkan Pemetaan Sosial di Desa Sumurboto, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora

             pelatihan pembuatan pupuk kendang atau pupuk organik; 2) pelatihan pemanfaatan limbah hasil pertanian; 3)
             pelatihan pengolahan produk agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi; 4) sosialisasi terkait potensi dan proses
             diversifikasi komoditas tanaman pertanian; 5) bantuan pembuatan sumur untuk mencukupi kebutuhan air.
             Kata Kunci : penataan akses, pemetaan sosial, kendala dan solusi


             A.  Pendahuluan

                  Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria merupakan salah
             satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Selanjutnya pada tahun
             2023  diterbitkan kembali Peraturan Presiden Nomor 62  Tahun 2023  tentang Percepatan

             Akselerasi Reforma Agraria sebagai tindak lanjut dari peraturan sebelumnya. Reforma Agraria
             merupakan penataan aset yang ditindaklanjuti dengan penataan akses reformnya.

                  Waryanta (2018)  berpendapat bahwa Reforma Agraria  terdiri dari 2  term, yaitu  asset
             reform  dan  access reform.  Asset  Reform dilakukan dengan  memberikan  tanah  kepada
             masyarakat yang membutuhkan tanah (redistribusi tanah) atau dengan penguatan hak milik

             atas tanah yang dikuasai masyarakat. Access Reform dilakukan dengan memberdayakan tanah
             sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat penerima asset
             reform tersebut, misalkan dengan penyediaan akses infrastruktur pendukung, pembiayaan,
             pengolahan, produksi, pemasaran sampai dengan distribusinya.

                  Penataan Aset  adalah penataan  kembali penguasaan,  pemilikan,  penggunaan,  dan

             pemanfaatan  tanah dalam  rangka  menciptakan  keadilan di  bidang  penguasaan dan
             pemilikan  tanah.  Sementara itu, Penataan  Akses  atau  disebut juga Pemberdayaan  Tanah
             Masyarakat adalah kegiatan penataan akses (access to land) yang dilakukan agar tanah yang
             digarap oleh subjek reforma agraria menjadi lebih produktif. Penataan akses dapat dilakukan

             melalui pemberian kesempatan akses permodalan maupun bantuan lainnya dalam rangka
             meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berbasis pemanfaatan tanah.

                  Gunawan Wiradi (2009) Reforma Agraria atau yang disebut landreform plus tujuan intinya
             adalah  menolong  rakyat  kecil, mewujudkan  keadilan,  dan  meniadakan  atau  mengurangi
             ketidakmerataan. Adapun seperangkat program penunjang itu mencakup : (a) tersedianya

             kredit yang terjangkau; (b) akses terhadap jasa-jasa advokasi; (c) akses terhadap informasi baru
             dan teknologi; (d) pendidikan dan pelatihan; (e ) akses terhadap bermacam sarana produksi
             dan bantuan pemasaran. Seperangkat program penunjang tersebut hanya menyangkut hal-
             hal  teknis  yang keberlanjutannya berkaitan  erat  dengan masalah kelembagaan  sehingga
             aspek  kelembagaan  perlu  dipersiapkan  untuk  menumbuhkan  peluang  bagi partisipasi

             rakyat. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sutaryono et al. (2019), yang menyimpulkan
             bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan reforma agraria adalah permasalahan
             yuridis, permasalahan kelembagaan dan permasalahan sumber daya manusia.

                  Pada  tahun 2023,  Direktorat Pemberdayaan  Tanah  Masyarakat menjalankan  program
             Penanganan  Akses Reforma  Agraria  sejalan  dengan RPJMN IV  tahun 2020-2024  serta

             berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247