Page 247 - Prosiding Agraria
P. 247

232     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            masalah kebutuhan dan perhatian terhadap kelancaran suatu kegiatan Stakeholder kunci
            pada kegiatan ini yaitu Kantor Pertanahan Kabupaten Blora, Pemerintah Kabupaten Blora,
            Dinas Pangan, Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora dan Dinas Perdagangan,

            Koperasi dan UKM Kabupaten Blora. Stakeholder pendukung pada kegiatan ini yaitu Lembaga
            BUMN dalam hal ini Bank BRI Unit Jepon Pada kegiatan ini stakeholder yang berhubungan
            langsung yaitu stakeholder utama dan stakeholder kunci, sedangkan stakeholder pendukung
            tidak berhubungan langsung.

                 Agar kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria yang dilakukan di Desa Sumurboto

            dapat berjalan dengan lancar dan maksimal maka diperlukan suatu kolaborasi dan kerjasama
            antar  stakeholder  yang  terlibat. Stakeholder merupakan kelompok  dan individu  yang
            dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan dari sebuah program.
            Stakeholder  juga diartikan sebagai orang-orang, atau  kelompok-kelompok, atau  lembaga-
            lembaga yang kemungkinan besar terkena pengaruh dari suatu kegiatan program atau proyek

            baik pengaruh positif maupun negatif, atau sebaliknya yang mungkin memberikan pengaruh.
            Pemetaan stakeholder yang dilakukan dapat memberikan informasi mengenai stakeholder
            yang terlibat dan memiliki potensi dalam program kegiatan pemberdayaan yang dilakukan.



            5.  Kendala dan Solusi dalam Penataan Akses Reforma Agraria di Desa Sumurboto
                 Kendala atau permasalahan yang muncul dari adanya pemberian bantuan atau kegiatan
            pemberdayaan yang pernah didapatkan oleh masyarakat Desa Sumurboto diantaranya yaitu

            jumlah bantuan atau kuota bantuan yang terbatas, sehingga tidak semua masyarakat Desa
            Sumurboto memperoleh bantuan tersebut. Permasalahan lain diantaranya yaitu kemampuan
            SDM masyarakat desa dalam mengelola bantuan yang diberikan kurang maksimal untuk

            meningkatkan kesejahteraan keluarga.  Pandangan masyarakat  desa mengenai bantuan
            juga menjadi permasalahan yang muncul, dimana masyarakat masih menganggap bantuan
            yang berupa materi lebih membantu  dan  terlihat  dibandingkan  dengan bantuan berupa
            ilmu pengetahuan seperti pelatihan atau sejenisnya. Berdasarkan hasil kegiatan pemetaan
            sosial dalam program Penanganan Akses Reforma Agraria yang telah dilaksanakan di Desa

            Sumurboto dapat memberikan informasi bahwa dari kegiatan pemberian bantuan dan program
            pemberdayaan yang pernah diperoleh masyarakat Desa Sumurboto dapat dikatakan kurang
            berdampak bagi usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga masyarakat Desa

            Sumurboto memerlukan program bantuan dan atau kegiatan pemberdayaan yang sekiranya
            dapat berdampak bagi  usaha  peningkatan kesejahteraan masyarakat  untuk menunjang
            kemandirian  keluarga.  Pengembangan  program  yang  sekiranya dibutuhkan diantaranya
            yaitu pada  bidang  pertanian  terkait program pelatihan pembuatan pupuk  organik  dari
            pemanfaatan limbah kotoran ternak. Pelatihan tersebut dapat membantu memberikan solusi

            terhadap permasalahan kuota pupuk subsidi yang terbatas dan harga pupuk non subsidi yang
            mahal.  Kebutuhan  pengembangan  program lainnya yaitu bantuan  pembuatan sumur bor
            yang berada di tengah sawah untuk mengatasi masalah kekurangan air dan program bantuan
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252