Page 260 - Prosiding Agraria
P. 260

Tipologi Permasalahan Legalisasi Bidang Tanah Transmigrasi   245
                                               di Provinsi Jambi dan Upaya Penyelesaiannya dengan Memanfaatkan Data Spasial

                  Seperti yang telah dijelaskan pada tipologi permasalahan lahan transmigrasi sebelumnya,
             bahwa  ketersediaan data  spasial  sangat dibutuhkan  untuk  mengatasi  masalah okupasi
             masyarakat,  tumpang  tindih  kawasan  hutan  serta  sengketa  perusahaan  dan badan  usaha

             tersebut. Hal ini karena data spasial dapat digunakan untuk analisis yang akurat, komprehensif,
             dan memberikan informasi serta gambaran terkait kondisi terkini penggunaan lahan di area
             transmigrasi. Salah  satu  penyebab  permasalahan  di kawasan  transmigrasi Provinsi Jambi
             adalah  belum adanya  integrasi data  spasial  yang dimiliki  oleh  berbagai  instansi  terkait.
             Berikut merupakan beberapa data spasial yang dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam

             penyelesaian tipologi masalah lahan transmigrasi yang ada di Provinsi Jambi, yaitu:

                  1.  Pemanfaatan data spasial pada masalah okupasi masyarakat
                     Okupasi tanah tanpa izin atau dengan klaim yang tidak jelas sering menyebabkan
                     konflik lahan.  Salah  satu  upaya  yang  dapat  dilakukan  untuk mengatasi konflik
                     okupasi  tanah  oleh  masyarakat  adalah  dengan  melakukan  analisis  data  spasial

                     untuk mengetahui penggunaan lahan di area tersebut. SIG dapat membantu dalam
                     integrasi, analisis, dan visualisasi data spasial yang kompleks pada kasus okupasi oleh
                     masyarakat. Metode analisis spasial seperti overlay, buffering, dan analisis temporal

                     dapat digunakan  untuk  mengidentifikasi dan  menganalisis okupasi  tanah oleh
                     masyarakat. Hal ini dapat membantu dalam memetakan tanah yang saling tumpang
                     tindih kepemilikannya, serta memberikan informasi terkait penggunaan lahan yang
                     tidak sesuai dengan peruntukannya. Berikut adalah beberapa jenis data spasial yang
                     dapat dimanfaatkan untuk analisis spasial dalam mengatasi konflik okupasi tanah

                     oleh masyarakat:
                     a.  Peta Administratif, yang berisi informasi terkait batas wilayah administratif, seperti
                         batas desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Peta tersebut dapat diperoleh

                         dari Pemerintah Daerah, maupun Badan Informasi Geospasial.
                     b.  Peta  Kawasan  Transmigrasi,  yang  diperoleh dari  Dinas  Tenaga  Kerja dan
                         Transmigrasi atau instansi terkait.
                     c.  Peta Penggunaan Lahan (Land Use) , berisi tentang informasi penggunaan lahan
                         yang aktual atau sesuai keadaan saat ini, seperti pertanian, pemukiman, hutan,

                         dan lainnya.
                     d.  Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) dengan resolusi 0,5 meter dan / atau Foto
                         Udara dapat memberikan informasi visual suatu area secara terkini (up to date).

                         CSRT  atau  Foto  Udara  digunakan untuk  memantau penguasaan,  pemilikan,
                         penggunaan dan pemanfaatan tanah yang diokupasi oleh masyarakat.

                     Berikut contoh gambar peta lahan transmigrasi yang diokupasi oleh masyarakat yang
                     dapat dilihat pada Gambar 6.
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265