Page 261 - Prosiding Agraria
P. 261

246     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT




























                        Gambar 6. Visualisasi HPL Transmigrasi yang Tumpang Tindih dengan Pemukiman
                    Gambar 6 menunjukkan  pada  area HPL  transmigrasi  terdapat lokasi  pemukiman

                    masyarakat, dan lahan yang digunakan untuk perkebunan warga sekitar. Dari berbagai
                    data spasial tersebut, dapat digunakan untuk pemantauan perubahan penggunaan
                    lahan dari waktu  ke waktu.  Selain  itu, data  spasial  juga dapat  membantu dalam

                    penyelesaian konflik okupasi tanah oleh masyarakat.
                 2.  Pemanfaatan data spasial pada tumpang tindih lahan transmigrasi dengan kawasan

                    hutan
                    Permasalahan tumpang tindih lahan transmigrasi dengan kawasan hutan disebabkan
                    karena  sejak awal  perencanaan  belum dilakukan  integrasi data  spasial  antara

                    Kementerian  ATR/BPN, Kementerian Desa PDTT,  dan Kementerian Lingkungan
                    Hidup dan Kehutanan. Berikut merupakan data spasial yang dapat digunakan untuk
                    analisis spasial pada lokasi yang terjadi tumpang tindih antara kawasan transmigrasi
                    dengan kawasan hutan:

                    a.  Peta Administrasi,

                    b.  Peta Kawasan Transmigrasi,
                    c.  Peta Kawasan Hutan, dapat diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
                        Kehutanan atau instansi terkait,
                    d.  Citra Satelit Resolusi Tinggi dengan resolusi 0,5 meter atau Foto Udara.

                    Peta Hasil Pengumpulan Data Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) yang dibuat oleh
                    Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) di Kanwil ATR/BPN Provinsi Jambi digunakan

                    untuk  memperkirakan  jumlah  bidang dan  luasan  lokasi  transmigrasi yang  masuk
                    kawasan hutan. Peta tersebut ditunjukkan pada Gambar 7.
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266