Page 266 - Prosiding Agraria
P. 266

ANALISIS HUKUM PERJANJIAN PENGUSAHAAN

                                 TANAH MASYARAKAT HUKUM ADAT
                               DENGAN PERUSAHAAN DI INDONESIA                             1


                        IGA Gangga Santi Dewi *, Yuli Prasetyo Adhi , Agung Basuki Prasetyo      3
                                                                       2
                                                 1
                                        123 Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
                          Jalan dr. Antonius Suroyo, Kampus Undip Tembalang, Semarang, 50275
                                     *corresponding author: ganggasanti@gmail.com







             Abstract Government Regulation No. 18 of 2021 is a renewal of the policy of exploiting the land of indigenous
             peoples for corporate business. The Government Regulation is legally contradictory, because national land law
             does not regulate that business use rights can be cultivated on management rights land and indigenous peoples’
             land is not regulated as management rights. This normative research concludes that the regulation of indigenous
             peoples’ land into management rights with a concession agreement for indigenous peoples’ management rights
             land benefits both parties.  Companies in  the context of  their business can manage land with business use
             rights so as to obtain large income. Meanwhile, indigenous peoples with customary land that has turned into
             management rights, get compensation and annual compulsory money that can be used to improve the economy
             of their indigenous peoples.

             Keywords: agreement, land exploitation, company.

             Intisari  Peraturan Pemerintah No. 18  Tahun 2021 merupakan  pembaharuan kebijakan  pengusahaan  tanah
             masyarakat hukum adat untuk usaha perusahaan. Peraturan Pemerintah secara hukum kontradiktif, karena
             hukum pertanahan nasional tidak mengatur hak guna usaha dapat diusahakan di atas tanah hak pengelolaan dan
             tanah masyarakat hukum adat tidak diatur sebagai hak pengelolaan. Penelitian normatif ini, disimpulkan bahwa
             pengaturan tanah masyarakat hukum adat menjadi hak pengelolaan dengan perjanjian pengusahaan tanah hak
             pengelolaan masyarakat hukum adat menguntungkan kedua belah pihak. Perusahaan dalam rangka usahanya
             dapat mengelola lahan dengan hak guna usaha sehingga memperoleh pendapatan yang besar. Sementara itu,
             masyarakat hukum adat dengan tanah ulayat yang beralih menjadi hak pengelolaan, mendapatkan ganti rugi
             dan uang wajib tahunan yang dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat adatnya.

             Kata kunci: perjanjian, pengusahaan tanah, perusahaan.


             A.  Pendahuluan

                  Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan vital, artinya
             kehidupan  manusia dipengaruhi oleh eksistensi  tanah.  Kehidupan  manusia  tidak  dapat
             dipisahkan dengan tanah (Hartanto, 2014). Hak atas tanah memberikan kewenangan kepada

             pemegangnya untuk menggunakan sebidang tanah tertentu untuk memenuhi kebutuhan





             1  Artikel ini merupakan pengembangan dari penelitian dalam rangka Hibah Penelitian Non APBN LPPM tahun
                2024.
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271