Page 270 - Prosiding Agraria
P. 270

Analisis Hukum Perjanjian Pengusahaan   255
                                                           Tanah Masyarakat Hukum Adat dengan Perusahaan di Indonesia

                  Perusahaan yang  ingin menjalankan  usahanya  di  atas  tanah  ulayat harus melakukan
             proses  sesuai  dengan peraturan perundang-undangan  yang  berlaku.  Peraturan  tersebut
             antara lain Undang-Undang Pertanahan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021

             dan Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 18 Tahun 2019.
                  Perusahaan yang menggunakan tanah ulayat harus melalui proses perizinan. Sebelum

             mengajukan permohonan izin, perusahaan membuat perjanjian dengan masyarakat hukum
             adat baik di bawah tangan maupun di hadapan pejabat yang berwenang dengan sepengetahuan
             ketua adat dan desa setempat. Hak pengelolaan tanah ulayat yang diusahakan oleh perusahaan

             dilakukan berdasarkan kerja sama dengan perjanjian pengusahaan lahan.
                  Perjanjian pengusahaan lahan adalah perjanjian antara para pihak untuk melaksanakan

             ketentuan hukum perdata yang berkaitan dengan hak atas tanah.

                  Perjanjian adalah suatu  hubungan  hilkum antara dua pihak dimana salah satu pihak
             berhak menuntut sesuatu hal dari pihak lain dan pihak lain berkewajiban untuk memenuhi
             tuntutan  tersebut. Pengertian ini berarti bahwa  perjanjian  adalah  suatu janji, baik lisan
             maupun tertulis, yang berfungsi sebagai alat bukti di kemudian hari apabila terjadi

                  perselisihan di antara para pihak yang membuat perjanjian tersebut.Bentuk perjanjian

             ada  yang  ditentukan  oleh  peraturan  perundang-undangan,  apabila  bentuk  ini dilanggar,
             maka perjanjian tersebut tidak sah, seperti Perjanjian Hak Tanggungan dengan APHT (Akta
             Pemberian  Hak  Tanggungan)  yang  harus dibuat dengan akta dari  Pejabat  Pembuat  Akta
             Tanah.  Perjanjian  yang ditetapkan oleh  pemerintah  harus didasarkan  pada  syarat-syarat

             sahnya suatu perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata.

                  Perjanjian pengusahaan lahan antara perusahaan dengan masyarakat adat didasarkan
             pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu adanya kesepakatan
             antara para pihak yang mengikatkan diri, kecakapan para pihak yang membuat perjanjian,
             hal tertentu yang ditentukan dalam perjanjian dan adanya suatu sebab yang halal serta tidak

             bertentangan dengan kepatutan, kesusilaan dan peraturan yang berlaku.

                  Tahap persiapan untuk pengaiuan permohonan hak pengelolaan bagi masyarakat hukum
             adat meliputi:

                  a.  Pengajuan  permohonan  hak  pengelolaan,  tanah  harus dikuasai  seeara  fisik oleh
                     masyarakat hukum adat dengan data fisik dan yuridis yang dibuktikan oleh kantor
                     agraria setempat;

                  b.  Cara mendapatkan tanah untuk hak pengelolaan dari tanah ulayat;
                  c.  Masyarakat  hukum  adat  memperoleh  lahan  berdasarkan  perjanjian  pengusahaan
                     lahan yang didasarkan pada permohonan hak guna usaha di atas hak pengelolaan
                     oleh perusahaan; dan
                  d.  Tanah  ulayat tidak tunduk  pada  hak atas tanah dan tidak termasuk dalam  hutan

                     negara dan kawasan konservasi.
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275