Page 274 - Prosiding Agraria
P. 274

Analisis Hukum Perjanjian Pengusahaan   259
                                                           Tanah Masyarakat Hukum Adat dengan Perusahaan di Indonesia

                  Setiap orang memiliki hak untuk menggunakan tanah adat seeara individual. Penguasaan
             hak ulayat pada masyarakat hukum adat berlangsung sesuai dengan pemberian haknya untuk
             waktu tertentu. Meskipun ada hak-hak pribadi, masih ada hakhak kolektif dalam masyarakat

             hukum adat. Usaha perusahaan yang dilakukan di atas hak kelola masyarakat adat dalam
             perjanjian tersebut dicantumkan jangka waktu berakhirnya. Hal ini sesuai dengan peraturan
             yang mengatur tentang Hak Guna Usaha atas Tanah. Hak Guna Usaha atas tanah untuk usaha
             perusahaan dapat hapus karena berakhirnya perjanjian pemanfaatan tanah antara perusahaan
             dengan masyarakat adat, untuk tanah dengan Hak Guna Usaha di atas tanah hak pengelolaan.

             Hak Guna Usaha atas tanah yang telah habis masa berlakunya apakah dapat diperpanjang
             atau tidak tergantung dari keputusan masyarakat hukum adat apakah memberikan izin atau
             rekomendasi perpanjangan di Kantor Pertanahan atau menolak. Penolakan izin perpanjangan

             hak guna  usaha  perusahaan dari  hak  pengelolaan  masyarakat adat akan  berakibat  tanah
             tersebut menjadi milik atau hak masyarakat hukum adat kembali.

                  Hak Guna Usaha atas tanah yang tidak diberikan kembali kepada perusahaan baik untuk
             perpanjangan maupun pembaharuan hak, maka bangunan dan benda-benda yang ada di atas
             tanah hak guna usaha tersebut diatur dalam klausul-klausul perjanjian pengusahaan tanah

             antara perusahaan dengan masyarakat hukum adat. Berdasarkan peraturan, hak guna usaha
             atas tanah yang tidak diperpanjang, maka hak guna usaha atas tanah tersebut secara otomatis
             hapus karena berakhirnya perjanjian pengusahaan tanah.  Oleh karena itu, sesuai dengan
             ketentuan Pasal 15 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021, bahwa hak guna usaha
             berakhir dan hak pengelolaan tanah ulayat hapus, maka hak ulayat menjadi tanah masyarakat

             hukum adat atau tanah ulayat kembali.

                  Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021, menurut ketentuan dalam
             Peraturan Menteri  Negara  Agraria Nomor 5  Tahun 1999  tentang Pedoman Penyelesaian
             Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum  Adat, kedudukan  tanah Hak Guna Usaha  yang
             berasal dari tanah ulayat pada saat berakhir, Hak Guna Usaha dihapus berdasarkan ketentuan

             peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka tanah tersebut menjadi tanah negara.
             Peraturan Menteri Agraria No. 5 Tahun 1999 telah dicabut dan sekarang menjadi Peraturan
             Menteri Agraria No. 18 Tahun 20.21. Sementara itu, proses hak guna usaha perusahaan di

             atas tanah hak pengelolaan tanah ulayat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
             2021 jo Peraturan Menteri Agraria Nomor 18 Tahun 2021 dimulai dari perjanjian penegunaan
             tanah kemudian diajuk-an oleh kedua belah pihak ke Kantor Pertanahan setempat untuk
             mendapatkan sertifikat tanah Hak Pengelolaan dan Hak Guna Usaha. Jika lahan Hak Guna
             Usaha perusahaan telah berakhir, maka lahan Hak Kelola Masyarakat Adat akan menjadi

             tanah ulayat Masyarakat Adat kembali.

                  Hak pengelolaan yang  berasal dari tanah ulayat sebagaimana diatur dalam  Peraturan
             Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 diharapkan dapat menjadi solusi yang menguntungkan
             kedua belah pihak. Di satu sisi, investor terpenuhi kebutuhan tanahnya untuk investasi dan
             dapat menjamin hak atas tanahnya atas hak pengelolaan yang berasal dari tanah ulayat. Di
   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279