Page 271 - Prosiding Agraria
P. 271

256     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                 Pengukuran bidang tanah ulayat yang menjadi hak pengelolaan dilakukan berdasarkan
            permintaan masyarakat hukum  adat kepada Kantor Pertanahan  atau Badan Pertanahan
            Nasional setempat yaitu dengan mengajukan permohonan pengukuran bidang tanah setelah

            memperoleh dan menguasai tanah tersebut. Hasil pengukuran bidang tanah dieantumkan
            dalam peta bidang tanah, dan apabila terdapat daerah penyangga, sempadan badan air, dan/
            atau kawasan konservasi pada bidang tanah tersebut, maka akan diukur juga.

                 Permohonan  hak  pengelolaan atas  tanah  ulayat  masyarakat  hukum adat dilakukan
            dengan:

                 a.  Permohonan hak pengelolaan tanah ulayat masyarakat hukum adat ditujukan kepada
                    kepala kantor agraria di mana tanah ulayat tersebut berada;

                 b.  Persyaratan berkas yang harus difotokopi dan dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;
                 c.  DP4T (Dokumen Perencanaan Peruntukan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah)
                    harus dilengkapi sesuai dengan persyaratan yang ditentukan;

                 d.  KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang) diberikan sesuai dengan luas tanah
                    yang diajukan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional setempat•, dan
                 e.  Pengajuan  berkas  dengan  surat pengantar untuk  mendapatkan penetapan  hak
                    pengelolaan tanah ulayat masyarakat hukum adat merupakan kewenangan Menteri
                    dan/atau Kepala Kantor Wilayah Agraria.

                 Kebenaran  materiil  dari  berkas permohonan  dan pernyataan penguasaan  fisik  lahan

            merupakan  tanggung jawab  perdata  dan  pidana  dari  pemohon hak kelola,  dalam hal ini
            masyarakat hukum adat. Kemudian Hak pengelolaan diberikan kepada masyarakat hukum
            adat. Sertipikat Hak Pengelolaan  diberikan kepada masyarakat hukum  adat  yang  telah
            ditetapkan  sebagai  masyarakat hukum  adat (Pasal  32 Peraturan Pemerintah Nomor 18

            Tahun 2021). Kewajiban pemegang hak pengelolaan, dalam hal ini masyarakat hukum adat,
            adalah menggunakan tanahnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, mencegah
            kerusakan  tanah,  memelihara  tanah  dan meningkatkan kesuburannya,  serta menjaga
            kelestarian  lingkungan  hidup,  melakukan  pengawasan  terhadap  fungsi  konservasi daerah

            sempadan  sungai,  merencanakan pemanfaatan ruang  dengan rencana  tata ruang  yang
            terpadu, melepaskan hak pengelolaan apabila hak kepemilikan diberikan untuk kepentingan
            umum, dan melaporkan setiap akhir tahun mengenai penggunaan lahan hak pengelolaan.

                 Hal-hal yang dilarang dilakukan oleh pemegang hak pengelolaan antara lain menutup
            lahan lain dari akses publik, merusak lingkungan, menelantarkan lahan, dan membangun

            bangunan permanen sehingga konservasi tanggul menjadi kurang berfungsi.

                 Tanah ulayat yang dimohonkan hak pengelolaan tanahnya harus menyertakan identitas
            pemohon atau  kuasa  pemohon disertai dengan  surat  kuasa,  peraturan  yang  menetapkan
            sebagai masyarakat hukum adat, denah atau peta data tanah, DP4T (Dokumen Perencanaan
            Peruntukan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah), bukti pelunasan pajak, surat pernyataan

            penguasaan tisik tanah, dan tanggung jawab bahwa tanah tersebut benar-benar miliknya.
   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276