Page 275 - Prosiding Agraria
P. 275

260     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            sisi lain, masyarakat hukum adat sebagai pemilik atau penguasa tanah ulayat mendapatkan
            tarif  dan/atau  uang  wajib tahunan,  serta tidak  kehilangan tanah  ulayatnya  karena tanah
            ulayat tersebut kembali kepada mereka setelah jangka waktu kerja sama penggunaan tanah

            ulayatnya untuk investasi berakhir (Cahyaningrum, 2022).
                 Peraturan pertanahan yang berlaku saat ini mengenai masyarakat hukum adat dengan

            tanah  ulayatnya  tidak memiliki ketentuan  yang jelas  dan  tepat  sehingga menimbulkan
            ketidakpastian. Ketiadaan  aturan khusus  terkait  tanah  ulayat  dengan hak komunitas
            berkontribusi pada ambiguitas ini. Selain itu, kurangnya mekanisme penegakan hukum yang

            kuat menjadi tantangan bagi perlindungan hak suku. Perlindungan hukum utama terhadap
            hak ulayat, khususnya yang berkaitan dengan tanah ulayat, diatur dalam Pasal 18B ayat 2
            UUD 1945 (Wangi, Dante dan Sudiatmaka, 2023).

                 UUPA tidak memberikan perlindungan hukum yang komprehensif bagi pemegang hak
            ulayat. Akan tetapi PP No. 18 Tahun 2021 mengatur hak ulayat untuk disertifikatkan menjadi

            hak pengelolaan yang bertentangan dengan UUPA. Menurut UUPA hak pengelolaan adalah
            tanah negara yang pengelolaannya sebagian diberikan pada pemegang haknya. Pemegang
            hak  pengelolaan  adalah  instansi  pemerintah  bukan  masyarakat  hukum  adat  karena  hak
            pengelolaan adalah tanah dalam penguasaan negara bukan tanah ulayat.



            D.  Simpulan dan Saran
                 Perjanjian pengusahaan  hak  guna usaha perusahaan  di  atas  tanah  hak pengelolaan

            masyarakat  hukum  adat  menguntungkan  kedua  belah  pihak.  Perusahaan  dalam  rangka
            usahanya dapat mengelola lahan dengan hak guna usaha sehingga memperoleh pendapatan
            yang besar. Sementara itu, masyarakat adat dengan tanah ulayat yang beralih menjadi hak
            pengelolaan yang diatasnya dibebani hak guna usaha, mendapatkan ganti rugi dan uang wajib
            tahunan  yang  dapat digunakan  untuk  meningkatkan  perekonomian  masyarakat adatnya.

            Bagusnya, masyarakat adat tidak akan kehilangan tanah ulayatnya karena tanah ulayat akan
            berada di bawah penguasaan masyarakat adat kembali setelah perjanjian pemanfaatan lahan
            berakhir.

                 Saran dari penulis hukum pertanahan nasional harus direvisi agar tidak bertentangan
            dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 yang mengatur tentang hak pengelolaan

            tanah  ulayat  dan  perjanjian  pengusahaan  tanah  dengan  hak  guna  usaha  di atas  hak
            pengelolaan. Hal ini dengan harapan agar tidak terjadi kontradiktif atau pertentangan antara
            peraturan perundang-undangan. Dimana dalam hukum pertanahan nasional dan peraturan
            pelaksanaannya, hak pengelolaan merupakan tanah negara yang sebagian kewenangannya

            diberikan kepada instansi pemerintah, namun dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun
            2021 menyatakan bahwa hak pengelolaan dapat diberikan kepada masyarakat hukum adat.
            Diperlukan revisi hukum pertanahan nasional mengenai pemegang hak pengelolaan.
   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280