Page 269 - Prosiding Agraria
P. 269

254     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            ini memberikan hak kepada masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam, termasuk
            tanah,  di  wilayah  tersebut  untuk kelangsungan hidup mereka. Masyarakat  dan  sumber
            daya yang dimaksud memiliki hubungan lahiriah dan batiniah seeara turun-temurun dan

            tidak terputus antara masyarakat hukum adat dengan wilayah yang bersangkutan. Artikel
            ini  akan mengkaji bagaimana  proses  perjanjian  pengusahaan  tanah masyarakat hukum
            adat dengan perusahaan dan status tanah masyarakat hukum adat ketika hak guna usaha
            perusahaan berakhir.Tujuan penelitian ini difokuskan untuk menganalisis tepat atau tidak
            tepat pengaturan hak pengelolaan pada tanah ulayat masyarakat hukum adat.



            B.  Metode Penelitian

                 Metode penelitian merupakan suatu langkah atau cara yang digunakan peneliti dalam
            melaksanakan  penelitian. Penelitian ini  merupakan  penelitian normatif  atau  doktrinal
            (Hutchinson & Duncan, 2012). Metode pendekatan digunakan mengingat permasalahan yang
            dikaji berkisar pada peraturan perundang-undangan, yaitu keterkaitan antara satu peraturan
            dengan peraturan lainnya dan kaitannya dengan penerapannya dalam praktik. Penelitian ini

            menggunakan deskriptif analisis sebagai spesifikasi penelitian. Deskriptif menggambarkan
            suatu  hal dan  kondisi  tertentu  sedangkan analisis adalah  menganalisis  teori  peraturan
            perundang-undangan  yang  berlaku  (Soekanto  &  Mamudji, 2015).Metode  pengumpulan

            data dilakukan dengan  penelitian  pustaka  melalui  studi  dokumen  untuk  mendapatkan
            data sekunder. Data sekunder yang didapatkan berasal dari bahan hukum primer, meliputi
            Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), PP No. 18 Tahun Tahun 2021 dan Peraturan Menteri
            Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 18 Tahun 2021.

                 Data sekunder juga meliputi bahan hukum sekunder, seperti artikel, buku, artikel jurnal,

            maupun makalah seminar yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Pengumpulan
            data penelitian didukung dengan diskusi dalam focus group discussion (FGD) dengan 2 (dua)
            narasumber,  yaitu  Nurhasan  Ismail  (Pakar  hukum  agraria  sebagai  guru  besar  Universitas
            Gajahmada di Indonesia) dan Dwi Purnama (Pakar hukum agraria sebagai Kepala Kantor
            Wilayah Badan Pertanahan Nasional di Jawa Tengah). Data hasil penelitian dianalisis secara

            kualitatif, dengan menggunakan content analysis (Sumardjono, 2014), serta menggunakan
            pendekatan  undang-undang (statute  approach)  dan  pendekatan konseptual  (conceptual
            approach) (Marzuki, 2010). Kesimpulan diperoleh melalui pendekatan secara deduktif.



            C.  Hasil dan Pembahasan
            1.  Perjanjian Pengusahaan Tanah Adat Menjadi Hak Pengelolaan Oleh Perusahaan
                 Pasal  18B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945  hasil

            amandemen menyatakan bahwa “Negara mengakui  dan menghormati kesatuan-kesatllan
            masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
            dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

            diatur dalam undang-undang.” Hukum yang dimaksud di sini adalah hukum tanah nasional.
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274