Page 338 - Prosiding Agraria
P. 338

Analisis Perubahan Penggunaan dan Kesesuaian Lahan Perkebunan   323
                                                          terhadap Kemampuan Lahan Tanah HGU di Kabupaten Tanah Laut

             12.158,77 Hektar (19,99%). Tingginya laju alih fungsi lahan sawah karena kontur tanah yang
             relatif datar sehingga mudah untuk dikonversi. Hilangnya lahan pertanian khususnya lahan
             sawah yang tidak terkendali ini akan mengakibatkan kekurangan produksi pangan seiring

             dengan  meningkatnya permintaan pangan  dari  populasi  yang  terus  bertambah.  Masalah
             konversi lahan  sawah  sering menjadi  dilema bagi  pemerintah  daerah,  karena  tingginya
             kompetisi untuk pemanfaatan lahan terutama untuk pengembangan wilayah, pemukiman,
             dan infrastruktur. Kepentingan untuk mengejar pendapatan asli daerah (PAD) juga sering
             mengalahkan kepentingan jangka panjang untuk ketahanan pangan (Mulyani et al., 2016).



             Kesesuaian jenis HGU dengan Kelas Kemampuan Lahan

                  Penilaian kesesuaian lahan HGU  dengan kelas kemampuan lahan  dilakukan  sebagai
             salah satu upaya untuk memverifikasi penggunaan lahan agar sesuai dengan potensi atau
             kelas  kemampuannya  agar  proses  pemanfaatan  sumber  daya  lahan  dapat  berkelanjutan.
             Menurut  Arsyad (2010),  klasifikasi kemampuan lahan merupakan  penilaian lahan  secara
             sistematik dan klasifikasi ke dalam beberapa kelas berdasar sifat-sifat lahan yang merupakan

             potensi  dan penghambat untuk penggunaannya  secara  lestari.  Pada penelitian  ini,  kelas
             kemampuan  lahan ditentukan dengan  faktor pembatas  kemiringan  lereng yang dianalisis
             dari DEM/SRTM. Meskipun demikian, tidak semua bagian dari satuan lahan tersebut dapat

             dimanfaatkan lahannya karena harus memperhatikan landform maupun karakteristik lahan
             gambut tersebut. Klasifikasi kemampuan lahan ditentukan atas penataan tipe lahan yang
             beragam berdasarkan karakteristik yang mempengaruhi kapasitasnya untuk budidaya dalam
             jangka panjang dan berkelanjutan (Eyles, 2009). Morfologi wilayah di Kabupaten Tanah Laut
             dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi yaitu satuan morfologi dataran, dataran

             bergelombang, perbukitan dan pegunungan. Satuan morfologi dataran menempati bagian
             ujung Selatan dan ujung Barat. Ketinggian berkisar antara 0–10 m dpl. Satuan ini berupa
             endapan aluvium  rawa dan  pantai  yang  tersusun dari  batuan  sedimen  kuarter.  Satuan

             Morfologi Dataran Bergelombang menempati bagian barat dan selatan, yaitu sekitar jalur
             jalan raya Bati-bati, Pelaihari, Asam-asam, Pelaihari-Batakan dan Pelaihari–Takisung.

                  Jenis  tanah yang mendominasi  wilayah Kabupaten  Tanah Laut  adalah  tanah  Alluvial
             yang membentang di sepanjang pantai, Organosol, Podsolik dan Latosol. Tekstur tanah akan
             berpengaruh terhadap kesuburan fisik tanah, kemampuan menyerap dan menyimpan air dan

             kepekaan terhadap erosi. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
             17 Tahun 2009, agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan
             hidup dan sumberdaya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan.
             Kemampuan lahan merupakan pencerminan kapasitas fisik lingkungan yang dicerminkan
             oleh keadaan topografi, tanah, hidrologi, dan iklim, serta dinamika yang terjadi khususnya

             erosi,  banjir  dan lainnya. Umumnya  tanah  di Kabupaten  Tanah Laut bertekstur  sedang
             yang meliputi jenis tanah Alluvial, Organosol, Latosol dan Podsolik seperti yang tercantum
             dalam Tabel 2. Dengan demikian, di Kabupaten Tanah laut sedikitnya terdapat 28.915 Ha
   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343