Page 339 - Prosiding Agraria
P. 339
324 STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(7.75% dari luas total daratan) mempunyai kendala dalam pengembangan kawasan budidaya
dengan faktor pembatas tekstur tanah yang kasar. Konversi lahan hutan menjadi HGU berupa
perkebunan terutama pada tanah Organosol atau tanah gambut dipertimbangkan akan lebih
memberikan keuntungan secara ekonomi terutama pada gambut tipe saprik (Imanudin dan
Bakri, 2016).
Tabel 3. Luas (Ha) dan Proporsi (%) Landform dan Kelas Kemampuan Lahan Faktor Kelerengan
No Kelas Kemiringan Landform Jenis Tanah Bahan Induk Luas
Kemampuan Lereng Ha %
Lahan
1 Kelas I 0-3% Dataran fluviomarine, Alluvial Batuan sedimen 250.460 67,16
pesisir
2 Kelas I 3-8% Dataran aluvial dan Organosol Bahan organik 44.830 12,02
lahan gambut
3 Kelas II 8-15% Dataran struktural Podsolik dan Campuran 31.600 8,47
lipatan latosol batuan sedimen
4 Kelas III 15-25% Dataran fluvial Podsolik dan Campuran 21.805 5,85
latosol batuan sedimen
5 Kelas IV 25-40% Pegunungan struktural Podsolik dan Batuan beku 10.690 2,87
lipatan latosol
6 Kelas IV >40% Pegunungan struktural Podsolik dan Batuan beku 13.545 3,63
lipatan latosol
Kemiringan lereng di Kabupaten Tanah Laut dominan landai yaitu dengan kemiringan
0–3 %, pada sebagian besar tersebar di wilayah Timur membentang dari bagian Barat hingga
Timur, mulai dari Selatan (pantai) ke Utara (pedalaman) dengan luas 250.460 Ha (67,16 % dari
luas total daratan). Penggunaan lahan pada kelas I ini bisa digunakan untuk berbagai macam
jenis penggunaan karena memiliki faktor pembatas yang paling sedikit. Pilihan penggunaan
lahan pada kelas I dapat dibudidayakan untuk pertanian mulai dari tanaman semusim,
tanaman rumput, hutan dan cagar alam (Pratama et al., 2024). Kelas lereng tersebut selain
potensial untuk tanaman pangan lahan basah (padi sawah) berpotensi juga untuk perikanan
tambak bagi wilayah yang ada di sepanjang pantai. Berdasarkan hasil tumpang tindih peta
sebaran HGU perkebunan dengan peta kelas kemampuan lahan Kabupaten Tanah Laut,
seluas 1.435,24 Hektar (95,55%) lahan HGU sesuai dengan kelas kemampuan lahan, yaitu
berada di wilayah dengan kelas kemampuan lahan I-III dengan kemiringan lereng 0-25%,
sedangkan seluas 66,91 Hektas (4,45%) perkebunan berada di kelas kemampuan lahan IV
dengan kemiringan lereng >40%.
Lahan dengan kemiringan lereng >40% berlokasi di bagian utara Kecamatan Bajuin,
Kecamatan Bati-bati, dan Kecamatan Tambang Ulang yang berlokasi di pinggiran kaki lereng
pegunungan Meratus. Pada Kelas IV, pilihan jenis tanaman sangat terbatas dan tindakan
konservasi tinggi perlu dilakukan karena kemiringan lereng yang curam. Penggunaan lahan
di Kelas IV diarahkan untuk peruntukan budidaya seperti tanaman semusim dan tanaman
pertanian , vegetasi rumput, hutan produksi, padang penggembalaan, hutan lindung atau
suaka alam (Pratama et al., 2024). Satuan lahan ini di lahan perkebunan lebih disarankan