Page 333 - Prosiding Agraria
P. 333

318     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                                                                                                  Tanah
                                                                                    Tanah
             Penggunaan Lahan/Pola Ruang   Kakao       Karet      Kelapa Sawit   Perkebunan     Persawahan
             Pertanian Lahan Basah                                     761,802.92      211,611.92     84,644.77
             Pertanian Lahan Kering         44,904.74      44,904.74    1,975,808.58     808,285.33
             Sempadan Pantai                                                             1,445.90      1,445.90
             Sempadan Sungai                                             94,491.35      25,197.69

            Sumber: Hasil analisis, 2024

                 Hasil analisis menunjukkan bahwa seluas 12.216.829,02 Ha atau 62% HGU di Kabupaten
            Tanah Laut konsisten terhadap pola ruang, sedangkan seluas 7.589.572,89 Ha atau 38% HGU
            di  Kabupaten Tanah Laut tidak konsisten terhadap pola ruang. Dalam peta inkonsistensi
            penggunaan lahan pada HGU, terdapat 23 bentuk inkonsistensi pemanfaatan ruang dengan
            inkonsistensi terbesar terdapat pada pola ruang pertanian lahan kering dengan penggunaan

            lahan aktual sebagai perkebunan kelapa sawit sebesar 1.975.808 Ha (Tabel 1). Menurut Antoko
            et al., (2008), perubahan fungsi kawasan pertanian menjadi penggunaan lahan lainnya pada
            umumnya berlangsung dari aktivitas dengan environment rent tinggi ke rendah sehingga secara

            keseluruhan dapat dilihat bahwa aktivitas kehidupan cenderung menuju sistem penggunaan
            lahan dengan  kapasitas daya dukung  yang  semakin  menurun.  Kondisi  ini  tentunya akan
            memberikan dampak yang cukup serius terhadap lingkungan dan pemicu terjadinya bencana
            alam seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya dimana salah satu penyebabnya adalah
            semakin berkurangnya luas lahan pertanian.

                 Bentuk inkonsistensi terluas kedua terdapat pada jenis HGU Perkebunan kelapa sawit

            yang berlokasi pada wilayah dengan pola ruang berupa pertanian lahan basah atau sawah. Hasil
            analisis interpretasi data dari citra Landsat ETM8 menunjukkan bahwa bentuk inkonsistensi
            terluas  pada penggunaan  lahan  sawah  di  beberapa  kecamatan  sentra produksi  padi  di
            Kabupaten Tanah Laut, diantaranya di Kecamatan Tambangulang, Kecamatan Pelaihari, dan

            Kecamatan Bati-bati. Alih fungsi lahan pertanian lahan basah menjadi perkebunan kelapa
            sawit akan mengancam ketahanan pangan dan juga menyebabkan terganggunya jaringan air
            irigasi pada areal sawah karena perbedaan sistem irigasi dan drainase antara pertanian lahan
            basah dengan perkebunan kelapa sawit (Mulyani et al., 2016).
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338