Page 331 - Prosiding Agraria
P. 331

316     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            kualitas lingkungan  dan  penurunan karbon mencakup  reforestasi, konservasi hutan,
            pertanian  berkelanjutan, pengelolaan  lahan  basah,  penghijauan perkotaan,  perencanaan
            tata  ruang  efisien,  energi  terbarukan,  dan  restorasi mangrove. Kegiatan ini  bertujuan

            meningkatkan penyerapan  CO , mengurangi  emisi,  dan mendukung keberlanjutan
                                               2
            lingkungan, mempromosikan ketahanan iklim serta kualitas hidup yang lebih baik.

                 Hasil  penelitian BRIN (2017) menunjukkan bahwa  di  wilayah Kalimantan Selatan
            menunjukkan bahwa di Provinsi Kalimantan Selatan banyak potensi konflik pemanfaatan
            ruang  di mana  dalam kawasan hutan  terdapat  perkebunan,  pemukiman,  sawah,  ladang/

            tegalan, dan tambak/empang (Parsa, Made; Arief, 2017). Selain itu, dalam kawasan hutan
            (hutan lindung  dan hutan konservasi)  juga  terdapat beberapa izin  penggunaan  lahan
            (HGU), izin pengusahaan hutan, izin usaha pertambangan, rencana pengembangan kawasan
            transmigrasi, tumpang-tindih izin pengusahaan hutan dengan HGU, pertambangan maupun
            dengan izin kawasan transmigrasi.


                 Adanya ketidaksesuaian penggunaan lahan baik dari aspek rencana tata ruang maupun
            kelas kemampuan lahan di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan dan tingginya jumlah
            laporan mengenai  kasus  tersebut menandakan  ada beberapa  faktor  yang menyebabkan
            kegiatan  tersebut menjadi  sebuah masalah.  Kemampuan lahan merupakan  pencerminan
            kapasitas fisik lingkungan yang dicerminkan oleh keadaan topografi, tanah, hidrologi, dan

            iklim, serta dinamika yang terjadi khususnya erosi, banjir dan lainnya (Rustiadi et al. 2010).
            Implementasi HGU yang berorientasi harus memperhatikan aspek kualitas lingkungan. HGU
            di wilayah Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar digunakan

            untuk perkebunan  kelapa  sawit  yang  memiliki  potensi  sebagai penyerap  karbon  dan
            penghasil oksigen. Namun, di sisi lain deforestasi menjadi faktor yang perlu dievaluasi untuk
            menjaga keseimbangan lingkungan hidup. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan
            dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui inkonsistensi, perubahan penggunaan lahan dan
            kesesuaian penggunaan lahan dengan kemampuan lahan di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi

            Kalimantan Selatan.


            B.  Metode Penelitian

                 Penelitian menggunakan metode analisis spasial. Bahan yang digunakan dalam penelitian
            ini terdiri dari citra landsat, peta-peta tematik (diperoleh dari Kementerian ATR/BPN, Dinas
            Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan),  serta  dokumen Kabupaten  Tanah Laut
            Dalam Angka. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

            Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan di  Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
            Selatan untuk mengobservasi tanah HGU. Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 11 kecamatan,
            yaitu Panyipatan,  Takisung, Kurau,  Bumi  Makmur, Bati-Bati,  Tambang Ulang, Pelaihari,

            Bajuin, Batu Ampar, Jorong dan Kintap. Berdasarkan tabel tersebut, Kabupaten Tanah Laut
            merupakan salah satu wilayah dengan jumlah HGU terbanyak di Provinsi Kalimantan Selatan.
            Luas total Kabupaten Tanah Laut adalah 3.841,37 Km .
                                                                   2
   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336