Page 332 - Prosiding Agraria
P. 332

Analisis Perubahan Penggunaan dan Kesesuaian Lahan Perkebunan   317
                                                          terhadap Kemampuan Lahan Tanah HGU di Kabupaten Tanah Laut

                  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang
             diperoleh dari  beberapa  instansi  terkait.  Data  primer  yang digunakan adalah data  Citra
             Landsat dan Digital Elevation Model (DEM/SRTM). Citra Landsat 8-9 Oli/Tirs C2 L2 yang

             telah dikompositkan dan dikoreksi selanjutnya diklasifikasi secara terbimbing menggunakan
             software  ArcMap  ke dalam  kelas-kelas  penutupan atau  penggunaan  lahan dengan
             menggunakan kombinasi  kanal RGB 5-4-3. Data sekunder berupa peta administrasi, peta
             RTRW Kabupaten Tanah Laut, peta RDTR, peta sebaran HGU dan informasi terkait dengan
             Kabupaten Tanah Laut yang diperoleh dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Kanwil

             Kalimantan Selatan, Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Laut, Dinas Perumahan Rakyat,
             Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Laut, dan Dinas Tanaman
             Pangan Hortikultura  dan Perkebunan Kabupaten  Tanah Laut. Pembuatan  peta kelas

             kemampuan lahan diawali dengan pendetilan peta sistem lahan dan digitasi landform pada
             SRTM DEM. Kelas kemampuan lahan ditentukan berdasarkan faktor pembatas yang paling
             berat, yaitu kemiringan lereng.


             C.  Hasil dan Pembahasan

             Analisis Inkonsistensi HGU dengan RTRW Kabupaten Tanah Laut
                  Hasil  analisis  peta  sebaran HGU  pada  tahun 2024, jenis HGU  terluas  yang  terdapat

             pada Kabupaten Tanah Laut berupa perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Kecamatan
             Jorong, dengan luas 6.331,80 Hektar (Tabel 1). HGU berdasarkan klasifikasi penggunaannya di
             Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan yaitu berupa perkebunan kelapa sawit,
             karet, dan kakao. Komoditas sektor perkebunan dan pertanian berupa kelapa sawit dan karet
             telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Pada Tahun 2020, produksi kelapa sawit

             sebanyak 1.134.684 ton dan produksi karet 208.586 ton (Kementerian Pertanian, 2022). Peta
             inkonsistensi jenis HGU  merupakan hasil tumpang tindih antara peta penggunaan lahan
             aktual dengan peta RTRW Kabupaten Tanah Laut tahun 2016-2036 yang tercantum dalam

             Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 3 Tahun 2016 (Gambar 1).

                               Tabel 1. Kesesuaian jenis tanaman dalam HGU terhadap pola ruang

                                                                                                   Tanah
                                                                                     Tanah
              Penggunaan Lahan/Pola Ruang   Kakao       Karet      Kelapa Sawit   Perkebunan     Persawahan
              Hutan Lindung                                               41,570.11
              Hutan Produksi                                            275,059.50       68,764.87
              Hutan Produksi Konversi                                     9,739.52       9,739.52
              Hutan Produksi Terbatas
              Kawasan Industri                                           87,028.03     130,542.04
              Konservasi Pesisir dan Pulau-
              Pulau Kecil                                                 6,154.79
              Pariwisata
              Pelabuhan                                                   2,936.52
              Perikanan Budidaya                                          35,724.11
              Perkebunan                                 318,699.89    6,055,297.86    1,381,032.85
              Permukiman                    37,062.48     37,062.48     815,374.65     148,249.94
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337