Page 326 - Prosiding Agraria
P. 326

Akankah Desa Ujunggagak Mampu Menuju Ketahanan Pangan   311
                                                                                Pasca Kegiatan Reforma Agraria?

             dapat meningkatkan akses petani terhadap informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya
             yang mendukung pertanian berkelanjutan. Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung
             pertanian berkelanjutan,  seperti insentif  untuk  praktik  pertanian, juga  dapat menjadi

             pendorong utama. Kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pertanian berkelanjutan
             juga  turut berperan. Kampanye  penyuluhan  dan  edukasi mengenai manfaat  pertanian
             berkelanjutan bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkatkan dukungan
             dari masyarakat. Terakhir, pasar yang memperhatikan dan memberikan nilai tambah bagi
             produk pertanian berkelanjutan dapat menjadi insentif ekonomi yang memperkuat praktik-

             praktik tersebut. Dengan memanfaatkan potensi kondisi non-fisik ini secara efektif, Desa
             Ujunggagak  dapat menciptakan lingkungan  yang mendukung  pertanian berkelanjutan,
             memperbaiki kesejahteraan petani, dan melestarikan lingkungan untuk generasi mendatang.



             Zonasi mendukung ketahanan pangan
                  Merumuskan zonasi berdasarkan pendekatan spasial atau keruangan untuk mendukung
             ketahanan  pangan  di Desa  Ujunggagak  melibatkan  serangkaian  langkah  yang  sistematis.

             Pertama,  penting untuk  mengidentifikasi potensi  lahan pertanian  dengan  melakukan
             pemetaan yang memperhitungkan kesuburan tanah, ketersediaan air, dan kondisi topografi.
             Selanjutnya, analisis ketersediaan air perlu dilakukan dengan meninjau sumber-sumber air

             seperti sungai, sumur, dan sistem irigasi yang ada. Area-area dengan akses terbaik terhadap
             air irigasi kemudian dapat diprioritaskan untuk pengembangan pertanian intensif. Selain
             itu,  penting juga  untuk  memetakan keanekaragaman  tanaman  yang  saat ini  ditanam  di
             desa serta mengidentifikasi tanaman-tanaman lokal yang memiliki potensi untuk diperluas.
             Zonasi  dapat  dilakukan  berdasarkan  jenis  tanaman  yang  paling  cocok  untuk  setiap  area,

             mempertimbangkan kondisi  tanah  dan iklim. Selanjutnya,  evaluasi  risiko bencana  alam
             seperti banjir, tanah longsor, atau kekeringan perlu dilakukan untuk mengidentifikasi area
             yang rentan dan memasukkannya dalam perencanaan zonasi. Terakhir, partisipasi masyarakat

             lokal  dalam proses perencanaan zonasi  sangat penting untuk  memperoleh  masukan
             dan dukungan  mereka  serta  mempertimbangkan  kebutuhan dan aspirasi  mereka dalam
             pengembangan pertanian di desa. Dengan melakukan langkah-langkah ini, Desa Ujunggagak
             dapat mengembangkan zonasi yang mendukung  ketahanan pangan secara berkelanjutan,
             memenuhi kebutuhan masyarakat, dan menjaga keberlanjutan lingkungan.



             D.  Kesimpulan dan Saran

                  Pentingnya  redistribusi  tanah dalam  reforma agraria di  Indonesia adalah  bertujuan
             untuk meningkatkan kesejahteraan  petani  dan keadilan kepemilikan  tanah.  Pemerintah
             telah  mengeluarkan peraturan untuk  mendukung  redistribusi  tanah  kepada petani  yang
             tidak memiliki lahan. Di Desa Ujunggagak, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, strategi ini
             dilaksanakan dengan fokus pada penataan akses lahan dan pemberdayaan ekonomi dengan
   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331