Page 65 - Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
P. 65

minimal 6 kasus konflik masyarakat adat di kawasan hutan
                        dan mendengarkan kesaksian sekurang-kurangnya 12 korban
                        dari anggota masyarakat adat.

                             Hasil dari Inkuiri National akan disusun dalam format
                        laporan lengkap yang menyajikan kesaksian korban dan
                        pemeriksaan dari saksi-saksi. Rekomendasi dari hasil Dengar
                        Kesaksian akan dimasukkan di dalam laporan dan digunakan
                        untuk lobby dan upaya perubahan kebijakan. Sampai dengan
                        saat ini proses National Inquiry masih berjalan.
                             Di luar national inquiry, masing-masing organisasi
                        masyarakat sipil tersebut memberikan perhatian yang
                        mendalam terhadap pengakuan dan perlindungan hak-hak
                        atas tanah dan kekayaan alam mayarakat hukum adat. Melalui
                        penelitian, pendampingan, dan advokasi yang sudah mereka
                        lakukan melalui perhatian kelembagaannya masing-masing,
                        mereka mendorong penguatan hak mayarakat adat baik
                        melalui pemetaan, hukum, dan analisa sosial-ekonomi-politik,
                        serta mempertemukan berbagai elemen kelembagaan.
                             Jaringan kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) telah
                        melakukan pemetaan terhadap wilayah hutan adat. Ini
                        dilakukan mengingat ketiadaan secara aktif pemerintah
                        (Kementerian Kehutanan) yang telah secara otoriter (istilah
                        resmi MK) menunjuk kawasan hutan dan memasukkan hutan
                        adat ke dalam hutan negara. Jika pasal mengenai hal itu sudah
                        dibatalkan oleh MK, maka logikanya adalah Kementerian
                        Kehutanan lah yang harus secara aktif mengkoreksi
                        kesalahannya dengan menetapkan dan mengeluarkan kawasan
                        hutan adat yang telah diapropriasi tersebut. Namun, dalam
                        kenyataannya tidaklah demikian.
                             JKPP sampai dengan Desember 2013 telah menguji
                        coba memetakan secara partisipatif wilayah adat yang diambil
                        secara sepihak oleh kementerian Kehutanan. Dari data yang
                        sudah dikumpulkannya, 5.263.058,28 hektar luas wilayah
                        hasil pemetaan partisipatif terdapat wilayah adat sekitar
                        4.973.711,79 hektar.  Jika data peta wilayah adat tersebut
                        ditumpang susun dengan data peta Kawasan Hutan, maka




            58      Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70