Page 201 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 201

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
                Kondisi ini juga menunjukkan proses merantau yang
            terjadi di Desa Ngandagan. Dari 276 KK yang ada di desa
            Ngandagan, bisa dikatakan hampir 50 % penduduknya
            pernah merantau keluar daerah. Usia merantau di
            Ngandagan telah lama sejak masa Kolonial. Bahkan
            Soemotirto, sang lurah fenomenal desa Ngandagan
            adalah seorang yang pernah merantau di daerah
            Sumatera. Secara umum, daerah Bagelen, Kebumen,
            Cilacap, dan sekitarnya, merupakan sasaran dari pro-
            gram kolonisatie (transmigrasi) pemerintah Kolonial di
            masa lalu. Mereka banyak yang dikirim ke daerah
            Sumatera Selatan, Lampung, Palembang, Jambi, dan
            sekitarnya. Keberhasilan keluarga sebelumnya yang ada
            di tanah rantau dan keterbatasan kondisi yang ada di
            desa asal, memberi stimulan bagi mereka untuk melaku-
            kan transmigrasi. Inilah yang dikenal dengan transmig-
            rasi spontan.
                Sejarah merantau warga Ngandagan memiliki
            beberapa fase, dengan kota tujuan, jenis pekerjaan, dan
            tingkat keberhasilan yang berbeda-beda. Perbedaan itu
            sekaligus mencerminkan konteks pembangunan dan
            kondisi nasional.












            180
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206