Page 199 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 199

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
            tifikasi tanah dilakukan karena saat itu ia akan mengam-
            bil kredit di BRI (Bank Rakyat Indonesia) sebesar Rp.
            500.000 untuk biaya memperbaiki rumah. Proses
            pensertipikatan tanahnya memakan waktu selama 7 bulan.
                Anjar Murdarsih menjelaskan bahwa uang pen-
            siunannya cukup untuk hidup layak di Desa Ngandagan,
            demikian pula dengan gaji yang ia peroleh ketika masih
            aktif sebagai guru di Desa Ngandagan. Saat ini uang
            pensiun yang diperolehnya sebesar Rp. 2.000.000/bulan.
            Uang ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
            seperti: (1) kebutuhan makan: Rp. 20.000 per hari; (2) bahan
            bakar, dan penerangan: Rp. 5.000 per hari; (3) memberi
            uang saku cucu dan lain-lain: Rp. 10.000 per hari; (4)
            sumbangan hajatan tetangga: Rp.10.000 per bulan; (5)
            keperluan lainnya (tak terduga): Rp. 10.000 per hari. Dari
            ketiga anaknya tidak ada yang merantau, suami anak
            pertamanya bekerja sebagai sopir, anak keduanya bekerja
            sebagai makelar motor, suami anak ketiganya berdagang.


            5. Merantau
                Merantau merupakan salah satu strategi livelihood
            yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ngandagan.
            Kajian-kajian livelihood juga menunjukkan bahwa meran-
            tau (migrasi) merupakan salah satu strategi di antara
                                                     14
            strategi-strategi lain yang penting (Ellis, 2000).  Namun
                14  Frank Ellis, Rural Livelihood and Diversity ini Developing
            Countries, Oxford University Press, 2000.

            178
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204