Page 194 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 194

Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
               hamparan secara bersama-sama menyewa traktor dan
               operatornya untuk mengolah tanah sawah mereka, biaya-
               nya ditanggung masing-masing dengan ketentuan
               Rp.70.000 per 100 ubin. Pembayarannya langsung kepa-
               da operator. Traktor di Desa Ngandagan ada dua buah,
               yaitu traktor yang dimiliki Pemerintah Desa Ngandagan
               dengan operator Narto, yang juga Kepala Urusan Peme-
               rintahan dan Ketua Kelompok Tani “Sido Tani”, dan
               traktor yang dimiliki dan dioperatori oleh Mahardi yang
               juga membuat kerajinan tempe tadi.
                   Penggunaan traktor untuk mengolah tanah sawah
               saat sekarang sangatlah popular. Kegiatan pengolahan
               dengan traktor ini mulai dilakukan sejak ada keharusan
               perubahan bibit padi dari bibit lokal ke bibit IR 46 pada
               tahun 1970-an.
                   Akibat tidak lagi digunakannya hewan ternak seba-
               gai tenaga pengolah sawah (ngluku), maka jumlah ker-
               bau di desa Ngandagan menurun drastis bahkan meng-
               hilang. Dua kerbau yang terakhir tersisa adalah milik
               seorang pamong bernama Kartodirjo yang pada bulan
               ketika penelitian ini dilakukan, telah dijualnya. Masing-
               masing kerbau terjual seharga 8 juta. Dengan demikian,
               kerbau sebagai salah satu tenaga kerja pertanian meng-
               hilang dalam budaya tani masyarakat Ngandagan.
               Hewan ternak sapi masih ada namun tidak digunakan
               dalam kerja pertanian.
                   Ada pembagian wilayah kerja antara traktor milik


                                                             173
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199