Page 402 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 402
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
menjadi “pedesaan selebriti” seperti Bove dan Schmeiser
dalam kasus RG. Ditekan oleh kendala waktu, prioritas dan
kurangnya pemahaman petani terhadap tekhnik pembu-
atan kebijakan perdagangan, membuat kesempatan hanya
sedikit untuk representasi langsung secara realistis. Ini pasti
meninggalkan ruang lingkup yang luar biasa untuk
pengaturan agenda otonom bagi pimpinan koalisi berbasis
luas.
Kebangkitan dan kejatuhan ASOCODE (Asosiasi
Organisasi Petani Amerika Tengah untuk pengembangan
dan Kerjasama) memberikan peringatan bagi koalisi
transnasional yang lainnya agar mempersiapkan sejak dari
skala regional dan internasional sambil tetap responsif
kepada basis sosial mereka. Seperti yang Edelman cer-
minkan: “dalam kasus ASOCODE, sebuah organisasi yang
sangat terkenal, mempunyai pengaruh yang lebih besar,
ketika dihadapkan pada donor, mereka tidak lagi fokus ke
petani dan terjadilah percekcokan terus-menerus yang
kemudian menghancurkan keduanya dan membawa aso-
siasi tersebut ke titik di mana namanya saja yang eksis
tetapi itu hanya menikmati kejayaan sebelumnya yaitu
dinamika dan prestise belaka”(2003, 191).
Sehubungan dengan keduanya, mobilisasi “massa”
atau menyebarkan pengaruh melalui saluran kelembagaan
formal, membuat isu-isu itu berbicara untuk siapa dan
tentang apa. Isu-isu semacam itu juga dapat meningkatkan
ketegangan antara kelompok masyarakat sipil sebagaimana
kerja sama yang mereka bangun dan kemudian dihadapkan
dengan pertanyaan tentang siapa yang akan diwakilinya.
Dalam koalisi antara aktivis perdagangan di lingkungan
NAFTA, serikat buruh menyuarakan keprihatinan mereka
mengenai dasar dari perwakilan NGO yang mereka
gambarkan dengan berupa sindiran sebagai individu non-
pemerintah, sementara itu gerakan tenaga kerja juga
dituduh sebagai gerakan dengan tatanan hierarkis yang
388

