Page 489 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 489
Aturan Siapa?
kerja pada ekspor ‘tanaman non-tradisional’ (bandingkan
dengan produksi massa tanaman tropis “tradisional” , se-
perti pisang, kopi dan tebu, yang didirikan pada abad
sebelumnya). Sebagai hasilnya promosi ekspor hadir untuk
membentuk ‘ketahanan pangan’ dalam tujuan hirarki
nasional (Friedmann 2004). buah-buahan segar, sayuran
dan ikan menjadi bidang baru akumulasi global. Perjanjian
perdagangan pada 1990-an memanfaatkan supermarket
yang sudah membuka saluran antara konsumen dan
produsen buah-buahan, sayuran dan ikan.
Supermarket menciptakan jaringan yang sangat
terkendali dari kontraktor dan subkontraktor di seluruh
dunia (Burch dan Lawrence 2007). Mereka bisa dike-
ndalikan sehingga menciptakan ‘rantai pasokan trans-
nasional’. Tanaman non-tradisional yang merupakan
sebagian besar dari rantai pasokan transnasional sekarang
dibedakan dari tanaman yang diproduksi secara massal dan
yang tidak, seperti jagung dan kedelai, yang anehnya (dan
tidak secara teoritis) kemudian disebut “komoditas” .
208
Kedelai adalah bahan utama yang membentuk berbagai
macam makanan olahan (Pollan 2006), tetapi kedelai juga
akan dibedakan, dikendalikan dan dipantau berdasarkan
kriteria yang ditetapkan dan norma-norma, atas nama
‘pelestarian identitas’.
Di sisi permintaan, pendapatan menjadi lebih tidak
merata di semua negara dimulai pada tahun 1980-an, yang
membuka jalan bagi pasar makanan “berkualitas”. Dif-
ferensiasi makanan ke dalam sistem kaya dan miskin pal-
208 Ini sebagian berasal dari kebutuhan untuk memisahkan tanaman
rekayasa genetika, terutama untuk pasar Eropa. Namun,
penggunaan biji-bijian sebagai bahan baku untuk diproses kompleks
banyak barang jadi, termasuk plastik, cat dan sekarang bahan bakar,
yang membutuhkan varietas semakin spesifik. Pada keganjilan dari
penggunaan ini, lihat Bernstein dan Campling (2006a).
475

