Page 29 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 29

8      MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang
            mencakup Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,
            dan Catatan atas Laporan Keuangan, beserta tantangan rekonsiliasi
            data antar instansi. Bagian ini juga mengupas penyusunan Laporan
            Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Tidak ketinggalan, dibahas pula
            tantangan implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan
            upaya meningkatkan kualitas informasi keuangan untuk memenuhi
            prinsip akuntabilitas publik.  Bagian ini ditutup  dengan refleksi
            tentang  pentingnya  pelaporan  yang  tidak  hanya memenuhi  aspek
            formal, tetapi juga bisa menjadi alat pembelajaran untuk perbaikan
            kebijakan di masa depan.

                Keterkaitan  sistematis antar bagian dalam buku ini  secara
            komprehensif merepresentasikan siklus manajemen keuangan publik
            yang mengadaptasi model PAFHRIER Garson dan Overman (1997)
            menjadi suatu kerangka operasional terintegrasi dengan hubungan
            sistemik antar komponennya. Dimulai dari Policy Analysis (PA) yang
            tercermin dalam Bagian Perencanaan, di mana analisis kebijakan tidak
            hanya berhenti pada formulasi dokumen RPJP dan RPJM, tetapi juga
            mencakup proses deliberatif melalui Musrenbang untuk memastikan
            kebijakan publik responsive terhadap kebutuhan riil masyarakat.
            Proses perencanaan ini kemudian secara organik terhubung dengan
            Financial (F) dalam Bagian Penganggaran, di mana kebijakan yang
            telah dirumuskan ditransformasikan menjadi alokasi fiskal melalui
            mekanisme penyusunan RKA-K/L dan APBN. Keterkaitan ini tidak
            bersifat linear melainkan dialektis - di satu sisi perencanaan harus
            realistis  secara fiskal,  di  sisi  lain penganggaran  harus tetap  luwes
            untuk mengakomodasi dinamika kebijakan. Proses ini diperkuat oleh
            sistem  informasi  terintegrasi  (I)  seperti  KRISNA  yang  memastikan
            konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, sekaligus menjadi
            basis data untuk pengambilan keputusan di tahap berikutnya.

                Transformasi dari perencanaan  dan penganggaran menuju
            implementasi diwujudkan  dalam Bagian  Pelaksanaan  yang secara
            paralel mencerminkan tiga  komponen  PAFHRIER sekaligus:
            Human  Resources  (HR)  dalam  konteks  kapasitas  SDM  pelaksana
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34