Page 25 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 25

4      MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            strategis dalam ekosistem tata kelola keuangan publik  -  di mana
            praktisi  pemerintah  sebagai pelaku utama.  Mereka merupakan
            aktor-aktor kunci dalam sistem manajemen keuangan publik yang
            setiap hari berhadapan dengan tantangan multidimensi - mulai dari
            tekanan politik untuk memenuhi janji pembangunan, keterbatasan
            anggaran yang harus dialokasikan secara strategis, hingga tuntutan
            transparansi dan akuntabilitas yang semakin ketat dari masyarakat
            dan  lembaga pengawas. Tantangan utama  yang mereka hadapi
            adalah bagaimana menyelaraskan tiga elemen fundamental yaitu
            kebijakan  (apa yang  ingin dicapai),  anggaran  (berapa  biayanya),
            dan  implementasi  (bagaimana  mencapainya)  dalam  sebuah  sistem
            yang seringkali terfragmentasi  oleh sekat-sekat birokrasi dan
            kepentingan sektoral. Selanjutnya, akademisi sebagai penyedia
            analisis kritis dan rekomendasi  kebijakan,  serta masyarakat sipil
            sebagai pengawal demokrasi yang memastikan akuntabilitas publik.
            Tantangan multidimensi yang dihadapi tidak hanya bersifat teknis
            administratif, tetapi juga politis dan sosial, mulai dari tekanan politik
            untuk memenuhi janji pembangunan, keterbatasan anggaran yang
            harus dialokasikan secara strategis,  hingga tuntutan transparansi
            dan partisipasi publik yang semakin menguat  dalam pengambilan
            keputusan fiskal.
                Latar belakang penyusunan buku ini berangkat dari pengamatan
            mendalam  terhadap  realitas  praktik  pengelolaan  keuangan
            negara  selama  ini,  di  mana  masih  banyak  ditemukan  kesenjangan
            pemahaman antara berbagai pemangku kepentingan. Di kalangan
            praktisi  pemerintah,  seringkali  ditemukan  pemahaman  yang
            parsial  tentang  sistem  secara keseluruhan. Sementara di sisi lain,
            akademisi dan masyarakat sipil yang kritis terhadap kebijakan fiskal
            kerap  kali  kurang  memahami  kompleksitas  teknis  penganggaran
            negara. Sebagai  contoh, tidak jarang ditemukan staf perencana di
            kementerian yang  mahir menyusun  dokumen  Renstra dan Renja
            namun kurang memahami implikasi fiskal dari rencana tersebut,
            atau para penganggar di unit Eselon I yang piawai menyusun RKA-
            K/L tetapi kurang mengerti  keterkaitannya  dengan  indikator
            kinerja  pembangunan.  Di  saat  yang  sama,  pengamat  kebijakan
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30