Page 84 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 84

BAGIAN  I   63
                                                            Perencanaan

                Penyusunan  indikasi  program dalam  Renstra  harus  dilakukan
            dengan  mengacu  pada  klasifikasi  program  nasional  yang  telah
            ditetapkan Bappenas, serta mempertimbangkan konsistensi dengan
            indikator RPJM dan prioritas nasional yang termuat dalam dokumen
            RKP. Setiap program harus dijelaskan dalam bentuk narasi kebijakan,
            logika intervensi, indikator kinerja, dan  kontribusinya terhadap
            pencapaian output maupun outcome sektoral dan nasional. Indikasi
            ini menjadi dasar pengalokasian anggaran indikatif dan sekaligus
            acuan dalam  penyusunan  Rencana Kerja (Renja) dan RKA-K/L di
            tahun-tahun anggaran berikutnya.

                Selain itu, penyusunan Renstra juga harus mempertimbangkan
            dimensi spasial dan kelompok sasaran, seperti pemerataan wilayah,
            inklusi  kelompok  rentan, serta kontribusi terhadap pengurangan
            ketimpangan. Dalam hal ini, dokumen Renstra tidak cukup hanya
            menjelaskan apa yang ingin dicapai, tetapi juga untuk siapa, di mana,
            dan bagaimana cara mencapainya secara adil dan merata. Oleh karena
            itu, indikator dalam Renstra harus disusun secara disaggregated, baik
            menurut wilayah, jenis kegiatan, maupun kelompok target.

                Dari  sisi tata kelola kelembagaan, keberhasilan penyusunan
            dan implementasi  Renstra sangat bergantung pada kapasitas unit
            perencanaan di masing-masing Kementerian/Lembaga, serta adanya
            mekanisme koordinasi yang kuat dengan Bappenas, Kementerian
            Keuangan, dan lembaga  pengawas lainnya.  Renstra yang disusun
            secara asal-asalan, copy-paste dari dokumen sebelumnya, atau tidak
            berbasis data dan evaluasi, akan menghasilkan arah kebijakan yang
            kabur dan tidak dapat dijadikan dasar penganggaran yang akuntabel.
            Karena itu, penyusunan Renstra seharusnya menjadi momen reflektif
            dan strategis bagi Kementerian/Lembaga untuk memformulasikan
            posisi dan kontribusinya secara jujur, tajam, dan relevan terhadap
            tantangan zaman.

                Dengan demikian, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
            adalah tulang punggung perencanaan  sektoral dalam  sistem
            pembangunan nasional. Ia tidak hanya menjadi dokumen  legal-
            formal, tetapi juga sarana artikulasi strategi, prioritas, dan tanggung
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89