Page 81 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 81

60     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            dari pimpinan nasional untuk menjadikan evaluasi sebagai landasan
            pengambilan keputusan, bukan sekadar pelengkap administratif.

                Lebih jauh, penting untuk membedakan antara pengendalian
            administratif dan pengendalian strategis. Pengendalian administratif
            meliputi  kesesuaian prosedur, alokasi anggaran, dan pelaksanaan
            kegiatan sesuai dengan rencana. Sementara pengendalian strategis
            melibatkan penilaian terhadap efektivitas kebijakan dan daya ubah
            (transformative power) dari program prioritas. Dalam sistem yang
            semakin kompleks, pendekatan evaluasi  yang hanya fokus pada
            serapan anggaran dan keluaran fisik (output) sudah tidak memadai.
            Diperlukan pendekatan berbasis hasil (outcome) dan dampak (impact)
            agar evaluasi benar-benar memberikan gambaran menyeluruh atas
            keberhasilan pembangunan.
                Dalam literatur manajemen kinerja publik, evaluasi dan
            pengendalian merupakan instrumen esensial dalam menjamin bahwa
            seluruh proses perencanaan benar-benar berujung pada hasil nyata
            bagi masyarakat. Tanpa evaluasi yang bermakna, perencanaan akan
            kehilangan  daya arah, dan pembangunan akan menjadi rangkaian
            aktivitas tanpa refleksi. Oleh karena itu, integrasi antara RPJP, RPJM,
            dan sistem evaluasi yang kuat adalah syarat mutlak bagi negara yang
            ingin membangun secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

                Dengan demikian, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan RPJP
            dan RPJM bukan hanya pelengkap sistem perencanaan, melainkan
            bagian integral dari governance cycle pembangunan nasional. Melalui
            evaluasi yang berbasis data, akuntabilitas, dan pembelajaran kebijakan,
            negara dapat memastikan bahwa setiap tahapan pembangunan
            bergerak ke arah yang benar, mampu dikoreksi saat menyimpang, dan
            disempurnakan untuk periode berikutnya. Dalam konteks RPJP 2025–
            2045, keberhasilan Indonesia menuju visi “Negara Bersatu, Berdaulat,
            Maju, dan Berkelanjutan” sangat bergantung pada seberapa efektif
            proses evaluasi ini dijalankan—bukan hanya sebagai kewajiban
            hukum, tetapi sebagai manifestasi nyata dari kepemimpinan yang
            bertanggung jawab.
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86