Page 77 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 77

56     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            konkret mengikuti arah dan prioritas yang ditetapkan dalam RPJM.
            Hal ini merupakan bentuk vertical policy alignment, yang menjamin
            bahwa meskipun kepala daerah memiliki visi dan misi tersendiri
            yang diperoleh melalui proses elektoral, arah dasarnya tetap sejalan
            dengan visi pembangunan nasional. Dalam hal ini, RPJMD menjadi
            bentuk artikulasi lokal terhadap strategi nasional. Di sisi lain, RKPD
            sebagai rencana tahunan daerah harus menyesuaikan dengan RKP
            yang disusun oleh pemerintah pusat. Melalui forum Musrenbang dan
            mekanisme sinkronisasi pusat-daerah, usulan program dari daerah
            diharmonisasikan agar selaras dengan arah kebijakan nasional.

                Keterkaitan antar  dokumen  juga  semakin  diperkuat melalui
            sistem informasi terintegrasi, seperti  KRISNA untuk perencanaan
            K/L dan SIPD untuk perencanaan  daerah. Sistem ini dirancang
            untuk menjamin konsistensi  vertikal antara dokumen jangka
            panjang, menengah, dan tahunan. Di dalamnya, struktur dokumen
            perencanaan tidak hanya diuji dari  sisi  substansi,  tetapi juga  dari
            keselarasan logika program, indikator kinerja, dan alokasi anggaran.
            Pemanfaatan  sistem  digital  ini  menjadi  bukti  bahwa  keterkaitan
            antardokumen bukan lagi sebatas prosedur administratif, melainkan
            merupakan  core  mechanism dalam menjamin  integrasi fiskal dan
            pembangunan lintas sektor dan wilayah.

                Lebih jauh, keterkaitan RPJP dan RPJM dengan dokumen teknis
            sektoral  seperti  rencana  aksi  nasional,  peta  jalan  pembangunan,
            strategi besar nasional (grand strategy), maupun rencana tata ruang
            juga semakin diperkuat dalam  kerangka  pembangunan berkelanjutan.
            Contohnya, agenda-agenda transformasional seperti penurunan
            emisi karbon, penguatan ekonomi digital, reformasi birokrasi, atau
            pengembangan SDM unggul harus dimasukkan ke dalam dokumen
            sektoral dan operasional agar dapat dibiayai melalui APBN/APBD.
            Tanpa keterkaitan tersebut, arah besar  pembangunan dalam  RPJP
            akan tereduksi menjadi simbol naratif tanpa aktualisasi kebijakan di
            lapangan.
                Namun  demikian,  masih  terdapat  tantangan  dalam  menjaga
            keterkaitan ini. Beberapa kementerian atau pemerintah daerah kadang
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82