Page 73 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 73

52     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            strategi, dan penyusunan indikator kinerja. Dokumen RPJM juga
            disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi pembangunan periode
            sebelumnya, rekomendasi dari lembaga pengawasan seperti BPK dan
            KPK, serta masukan dari lembaga internasional terkait perkembangan
            global dan regional.
                Salah  satu  ciri penting  RPJM  adalah  keberadaan program
            prioritas Presiden, yang biasanya dirumuskan dalam bentuk agenda
            transformasional dengan pengaruh lintas sektor. Program prioritas
            ini kemudian diintegrasikan ke dalam Rencana  Kerja Pemerintah
            (RKP) setiap tahun dan diturunkan ke dalam Renstra Kementerian/
            Lembaga. Dengan demikian, RPJM menjadi sumber utama legitimasi
            perencanaan  tahunan dan sektoral. Dalam hal ini, fungsi  RPJM
            bersifat bridging document yang menghubungkan dokumen strategis
            jangka panjang dengan instrumen implementatif dan penganggaran
            tahunan.

                Penting  juga  untuk  dicatat  bahwa  RPJM  tidak  hanya  memuat
            target makro seperti pertumbuhan  ekonomi, pengurangan
            kemiskinan, atau peningkatan IPM, tetapi juga indikator sektoral
            dan wilayah. Pendekatan ini memastikan bahwa pembangunan tidak
            hanya terpusat di wilayah dominan, tetapi juga memberikan afirmasi
            kepada daerah tertinggal, terluar, dan perbatasan. Oleh sebab itu,
            RPJM mengandung pula kerangka pembangunan kewilayahan,
            termasuk strategi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kawasan
            strategis nasional, serta integrasi pembangunan desa-kota.
                Dalam konteks keberlanjutan, RPJM juga memiliki fungsi penjaga
            konsistensi antar RPJM agar arah pembangunan tidak terfragmentasi
            karena pergantian  rezim  pemerintahan. Untuk itu, struktur  RPJP
            2025–2045  telah menetapkan empat tahapan  RPJM yang masing-
            masing  memiliki  tema dan  fokus  pembangunan  yang  berbeda
            tetapi saling melengkapi. Misalnya, RPJM I (2025–2029) difokuskan
            pada penguatan fondasi transformasi, RPJM II pada akselerasi dan
            penguatan, RPJM III pada konsolidasi hasil, dan  RPJM IV pada
            pencapaian sasaran Indonesia Emas. Dengan struktur bertahap ini,
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78