Page 69 - MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
P. 69

48     MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK: PRINSIP, REGULASI, DAN IMPLEMENTASI
                   Ilustrasi Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

            daya saing sumber daya manusia; dan turunnya intensitas emisi gas
            rumah kaca menuju emisi nol bersih.

                Visi tersebut  kemudian  dijabarkan  dalam delapan misi
            pembangunan yang bersifat lintas sektor, lintas level pemerintahan,
            dan integratif terhadap dinamika sosial, ekonomi, tata kelola, serta
            lingkungan hidup. Kedelapan misi tersebut adalah transformasi
            sosial,  transformasi ekonomi, transformasi tata kelola, penguatan
            supremasi hukum dan  stabilitas nasional, pengokohan ketahanan
            sosial, budaya, dan ekologi, pemerataan pembangunan kewilayahan,
            penyediaan sarana dan prasarana berkualitas dan ramah lingkungan,
            serta menjamin kesinambungan pembangunan lintas generasi. Misi-
            misi ini tidak berdiri sebagai daftar tujuan administratif, melainkan
            sebagai agenda transformatif yang merefleksikan nilai-nilai Pancasila
            dan komitmen keberlanjutan pembangunan dalam segala aspek
            kehidupan bernegara.

                Lebih lanjut, arah pembangunan dalam RPJP 2025–2045 disusun
            sebagai pedoman teknokratik dan substantif  bagi seluruh perencanaan
            pembangunan nasional dan daerah. Arah ini tidak hanya mencakup
            dimensi ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga bidang sosial, budaya,
            politik, pertahanan, keamanan, tata kelola, dan lingkungan hidup.
            Berdasarkan kajian atas megatren global,  tantangan struktural
            domestik, serta evaluasi dua dekade sebelumnya, RPJP merumuskan
            tujuh belas arah pembangunan nasional  sebagai kerangka strategi
            jangka panjang. Arah ini diperkuat oleh empat puluh lima indikator
            utama pembangunan lintas sektor, yang berfungsi sebagai alat ukur
            akuntabilitas dan konsistensi kebijakan lintas pemerintahan. Bahkan
            lebih jauh, arah-arah tersebut diturunkan ke dalam dua puluh agenda
            transformatif super-prioritas atau  game changers  yang dirancang
            sebagai lompatan strategis dalam bidang sosial, ekonomi, lingkungan,
            tata kelola, dan kewilayahan.

                Untuk  menjamin kesinambungan  dan implementasi yang
            bertahap, RPJP Nasional dibagi menjadi empat tahap dalam bentuk
            Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM), masing-
            masing  lima  tahunan,  yaitu  RPJM  I  (2025–2029)  yang  fokus  pada
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74