Page 103 - Tanah Hutan Rakyat
P. 103
90 Aristiono Nugroho, dkk
berupa keterampilan atau keahlian tertentu yang dimiliki
oleh masyarakat desa. Secara faktual sikap dan tindakan
ini nampak pada kegiatan pengelolaan tanah hutan rakyat,
di mana para pemilik hutan rakyat memiliki keterampilan
atau keahlian bertani di tanah terjal. Dengan demikian yang
kemudian muncul adalah upaya menunjukkan keunikan
wilayah, dan keunikan cara yang ditempuh untuk mengatasi
keunikan wilayah.
Sementara itu, Kantor Pertanahan Kabupaten Wonosobo
dapat berperan sebagai pihak yang mampu memberi
penguatan asset masyarakat, yang berupa tanah dengan
topografi terjal. Penguatan asset masyarakat, yang oleh
Mulyadi (Kepala Desa Kalimendong tahun 1983 – 1998) lebih
dikenal sebagai sertipikasi tanah, mempunyai harapan tertentu
pada pemegang sertipikat hak atas tanah. Setiap anggota
masyarakat yang mengelola tanah yang telah bersertipikat,
diharapkan mampu memperhatikan aspek sosio-ekologi
ketika berupaya meningkatkan kesejahteraannya. Fenomena
ini dikenali sebagai peristiwa “life-course”, di mana anggota
masyarakat diharapkan mampu bertindak atau berperilaku
tertentu, yang sesuai dengan kategori yang disandangnya.
Dengan memanfaatkan karakter gemeinschaft
masyarakat Desa Kalimendong, dan kesediaan Perum
Perhutani melakukan aksi, maka dapatlah dikatakan
bahwa Mulyadi berhasil: Pertama, membangun kesadaran
masyarakat dan Perum Perhutani atas situasi dan kondisi
yang mereka alami bersama. Kedua, membangun kesadaran
masyarakat dan Perum Perhutani, untuk melakukan tindakan