Page 99 - Tanah Hutan Rakyat
P. 99
86 Aristiono Nugroho, dkk
yang melakukan tindakan aktif dan memberikan pandangan
kreatifnya sebagai manusia. Kehidupan masyarakat
merupakan wujud pemberian “tekanan kekuasaan” (dalam
hal ini pencerahan dari kepala desa) terhadap perilaku
individu. Dengan demikian juga dapat difahami, bahwa dalam
kehidupan masyarakat terdapat sesuatu yang penting bagi
mereka, yang secara sosiologis disebut “kesadaran subyektif”.
Kesadaran subyektif melatarbelakangi tindakan
masyarakat Desa Kalimendong, terutama ketika tindakan
difahami sebagai proses yang instingtif, karena adanya
kebiasaan yang bersumber dari proses mental. Dengan kata
lain, ketika tindakan dilakukan berulang-ulang, maka lama
kelamaan terbentuklah kebiasaan. Selanjutnya kebiasaan
menjadi perilaku, yang merupakan ciri masyarakat yang
bersangkutan. Seiring dengan munculnya perilaku masing-
masing anggota masyarakat, lambat laun hal ini membawa
konsekuensi berupa hadirnya struktur sosial. Sebagaimana
diketahui struktur sosial inilah yang kemudian diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya, melalui proses
sosialisasi. Oleh karena adanya struktur sosial, maka
masyarakat mengalami kehidupan sosial yang telah terpola,
sehingga berdampak pada diri (self) anggota masyarakat yang
bersangkutan.
Sementara itu, berkaitan dengan kehutanan, pada tahun
1990-an Mulyadi merintis kerjasama dengan Perum Perhutani
setempat, untuk mengijinkan masyarakat menanam rumput
gajah di sela-sela tegakan tanaman pinus milik Perum
Perhutani di areal hutan negara. Selanjutnya ikhtiar Mulyadi