Page 95 - Tanah Hutan Rakyat
P. 95

82    Aristiono Nugroho, dkk

                Pada masa kepemimpinan Mulyadi, livelihood masyarakat
            telah berkembang menjadi  beraneka  ragam,  sehingga
            memerlukan perhatian dari Pemerintah Desa Kalimendong,
            terutama dalam kaitannya dengan dimensi hukum, sosial, dan
            ekologi. Elizabeth Walter (2004) menjelaskan, bahwa dimensi
            (dimension) adalah suatu bagian tertertentu dari situasi, yang
            menentukan  pemikiran tentang  hal  tersebut.  Berdasarkan
            penjelasan  Elizabeth  Walter,  maka sudah selayaknya
            Pemerintah Desa  Kalimendong memperhatikan:  Pertama,

            dimensi  hukum, dengan melihat keabsahan  livelihood yang
            dipilih  oleh masyarakat,  yang harus bersesuaian  dengan
            hukum  yang berlaku.  Untuk itu, harus  dilihat kesesuaian
            penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
            dengan hukum tanah nasional. Selain itu juga harus dilihat
            kesesuaian  pengelolaan  tanah  dengan hukum lingkungan;
            Kedua, dimensi  sosial,  dengan  melihat  pencapaian

            kesejahteraan masyarakat atas livelihood yang dipilih. Hal ini
            perlu dilakukan, karena kesejahteraan merupakan basis atau
            dasar dalam mengkonstruksi harmoni sosial masyarakat desa;
            Ketiga, dimensi ekologi, dengan  melihat  kelestarian  fungsi
            tanah atas  livelihood  yang  dipilih  oleh masyarakat.  Hal  ini
            perlu  dilakukan, karena kelestarian  fungsi  tanah memberi
            peluang  bagi  penggunaan dan  pemanfaatan  tanah dari
            generasi ke generasi.

                Upaya  Mulyadi  dalam  menata ulang pengelolaan
            zakat  dimaksudkan  untuk  mencegah  terjadinya  konflik.
            Kemampuan Mulyadi  mengorganisasikan  (mengelola)
            pemikiran,  sikap,  dan  tindakan  masyarakat  menjadikan
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100