Page 93 - Tanah Hutan Rakyat
P. 93

80    Aristiono Nugroho, dkk

            porsi pembagian zakat fitrah, di mana Pak Kaum mendapat
            porsi  zakat  fitrah  hanya sekedar sebagai  “buluh  bekti” saja,
            sedangkan  sebagian  besar  zakat  fitrah  diserahkan  kepada
            BAZIS (Badan  Amil  Zakat, Infak,  dan Sedekah)  Kabupaten
            Wonosobo. Selanjutnya  oleh BAZIS Kabupaten  Wonosobo
            zakat fitrah tersebut dikembalikan kepada masyarakat Desa
            Kalimendong, untuk disalurkan kepada anggota masyarakat
            yang kurang mampu.

                Ikhtiar Mulyadi untuk menata ulang tradisi pengelolaan
            zakat fitrah, tidak dapat dilepaskan dari situasi dan kondisi
            yang  ada  di  Desa Kalimendong  pada masa itu. Mulyadi
            berpandangan,  bahwa zakat fitrah semakin  bermanfaat  bila
            diberikan kepada  sejumlah besar  anggota masyarakat Desa
            Kalimendong  yang  membutuhkan.  Hal  ini  penting,  karena

            saat itu banyak  anggota masyarakat  yang hidup  dalam
            kekurangan  (belum  sejahtera).  Tindakan  pengelolaan  zakat
            fitrah tidak boleh lepas dari situasi dan kondisi, yang ada di
            Desa Kalimendong saat itu. Tepatnya, bagi Mulyadi tindakan
            pengelolaan  zakat  fitrah  harus  memperhatikan  situasi  dan
            kondisi yang ada.

                Pandangan Mulyadi tentang pentingnya memperhatikan
            situasi dan  kondisi,  biasa dilakukan oleh  mereka  yang
            memperhatikan ruang  kehidupan  (life space), yang
            merupakan  determinan bagi  tindakan, impian, harapan,
            dan pikiran  masyarakat.  Bagi penganut pandangan  ini,
            masyarakat tidak dapat lepas dari ruang  kehidupan. Dengan
            demikian tindakan, impian, harapan, dan pikiran masyarakat

            merupakan fungsi dari ruang kehidupan. Penganut pandangan
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98