Page 116 - Tanah Hutan Rakyat
P. 116
Tanah Hutan Rakyat 103
proses tersebut dikenal sebagai “identitas”. Selanjutnya
identitas Nisro, bersama-sama dengan harapan perannya
sebagai Kepala Desa Kalimendong, akhirnya membentuk
perilaku Nisro yang diekspresikan dalam interaksi sosial.
Hal ini menunjukkan, bahwa Nisro dan masyarakat Desa
Kalimendong merupakan pihak yang aktif dalam menetapkan
perilakunya, terutama dalam membangun harapan-harapan
sosial. Walaupun memang tidak dapat disangkal, bahwa
struktur sosial mempengaruhi interaksi antara Nisro dengan
masyarakat Desa Kalimendong. Tetapi jika hanya struktur
sosial saja yang ada, maka masyarakat Desa Kalimendong
akan sulit diarahkan.
Upaya Nisro untuk mengarahkan masyarakat Desa
Kalimendong, agar tidak melakukan penjarahan hutan,
merupakan sesuatu yang penting. Telah terbukti, bahwa
penjarahan hutan yang terjadi di desa-desa lain telah
membawa dampak negatif bagi kondisi sosio-ekonomi dan
sosio-ekologi. Kondisi sosio-ekonomi memperlihatkan,
bahwa penjarahan hutan telah merusak mental masyarakat.
Mereka yang biasanya memperoleh penghasilan Rp. 25 ribu
per hari, setelah berhasil menjarah kayu di hutan negara
memperoleh penghasilan Rp. 100 ribu per hari. Akibatnya,
mereka terdorong bersenang-senang dengan uang tersebut,
termasuk dengan menggunakan uang yang diperolehnya
untuk membeli minuman keras. Sementara itu, kondisi sosio-
ekologi memperlihatkan, bahwa penjarahan hutan merusak
lingkungan. Permukaan tanah yang terjal menjadi gundul
(tanpa vegetasi), sehingga dapat mengakibatkan bencana