Page 229 - Tanah Hutan Rakyat
P. 229

216   Aristiono Nugroho, dkk

            akhirnya  membantu  terciptanya  suasana desa  yang  damai
            yang  jauh  dari  konflik  internal  (antar  anggota  masyarakat
            Desa Kalimendong), dan jauh dari konflik eksternal (antara
            anggota masyarakat melawan pengusaha atau masyarakat dari
            desa lainnya).
                Hanya  saja ada  yang  tidak  boleh dilupakan,  bahwa
            Desa  Kalimendong dapat  terlepas dari  situasi  sulit,  karena

            memiliki  pemimpin dan anggota  masyarakat  yang  relatif
            mampu bersabar  saat berikhtiar  dengan  segenap kekuatan
            yang  dimiliki. Pada masa itu Kepala Desa memerintahkan
            pemasangan tanda batas berupa patok batas yang dipasangi
            prasasti,  pada bidang-bidang  tanah kas  desa. Kegiatan
            ini  dibiayai  oleh Pemerintah Desa Kalimendong, hingga
            menghabiskan dana sebesar Rp. 8 juta. Besarnya biaya yang

            dikeluarkan oleh Pemerintah Desa Kalimendong menjadikan
            kebijakan ini sebagai sasaran kritik dari sebagian masyarakat
            desa.  Tetapi  pada  akhirnya masyarakat mengerti,  bahwa
            proyek ini diperlukan karena menguntungkan masyarakat.
                Selanjutnya situasi dan kondisi di Desa Kalimendong terus
            berkembang sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat,

            yang ditandai dengan  berdirinya  APHR, dan organisasi
            bawahannya,  seperti Koperasi Hutan Rakyat Lestari.  Atas
            dorongan APHR, masyarakat mendirikan kebun bibit albasia
            dan  salak,  sebagai upaya untuk  menjamin peremajaannya.
            Sebagaimana diketahui keberadaan dan budidaya albasia dan
            salak telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
            dan  sekaligus mewujudkan konservasi  tanah  dan hutan.

            Dengan demikian ada dua aspek penting dalam pengelolaan
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234