Page 154 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 154
Perumusan Rencana Aksi Penataan Akses Reforma Agraria Berbasis Potensi 145
Wilayah Desa dan Analisis Ekonominya Guna Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
rentan terhadap permainan harga oleh para tengkulak, sehingga
berpotensi merugikan petani. Oleh karena itu, sudah saatnya petani
Desa Sendang memanfaatkan platform pemasaran digital berbasis
internet, misalnya dengan memanfaatkan marketplace. Para petani
juga dapat memanfaatkan Warung Cenik, yaitu aplikasi yang dibuat
oleh Pemerintah Desa Sendang dalam rangka membantu UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk mempromosikan hasil
produknya secara online. Pemerintah Desa Sendang berinisiatif
turun tangan membantu UMKM yang berada di Desa Sendang
melalui warung (pasar) virtual atau online, dengan memberikan
ruang promosi sekaligus transaksi jual beli melalui lapak online.
Khusus mengenai pemasaran produk daster berbahan kain perca
(usaha kerajinan) dilakukan secara unik, yaitu 100 potong dibeli dari
KUBE “Sendang Bersama” oleh pedagang untuk dijual kembali;
sedangkan yang 100 potong lagi dibeli oleh pembeli (pemakai),
baik secara online maupun secara langsung saat KUBE “Sendang
Bersama” berjualan di acara Car Free Day di “Kota” Wonogiri.
Sementara itu, wader crispy yang diproduksi oleh Mujiati
dengan merek dagang “Waderku” memiliki 3 model pemasaran,
yaitu: (1) kemasan plastik bening dibeli oleh tengkulak yang
kemudian dijual ke pasar-pasar tradisional di sekitar Desa Sendang;
(2) kemasan plastik kuning dengan hiasan kemasan yang sederhana
dibeli oleh Indomaret wilayah Kabupaten Wonogiri dan dijual di
gerai-gerai mereka, dan (3) kemasan plastik kuning berpadu dengan
warna merah dijual langsung oleh produsen (Mujiati) di event-event
tertentu yang dihadirinya.
Selain pemasaran yang bersifat aktif (promosi via internet),
ada pula pemasaran yang bersifat pasif, yang hanya mengandalkan
informasi atau berita dari mulut ke mulut, seperti yang dilakukan
pengelola objek wisata Puncak Joglo dan Watu Cenik, yaitu Bumdes
“Sendang Pinilih”. Berdasarkan uraian tersebut diketahui, bahwa
pemasaran berbagai usaha di Desa Sendang bervariasi, tetapi belum
dilakukan secara bersungguh-sungguh sehingga belum mampu
memberi dampak optimal bagi peningkatan pendapatan masyarakat.