Page 235 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 235

226    Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan
                    yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
             dalam penerbitan KKPR di daerah, yakni mencakup regulasi, sistem
             layanan,  dan ketersediaan  sumberdaya  manusia.  Kondisi  ini  juga
             terjadi di Kabupaten Semarang. Merujuk pada hal-hal tersebut, penulis
             melakukan analisis deskriptif kualitatif terhadap sistem kerja, pihak-
             pihak yang terlibat, dan permasalahan yang dihadapi dalam pemberian
             KKPR  melalui  OSS di  Kabupaten  Semarang.  Hal tersebut dilakukan
             dalam rangka memberikan usuan strategi peningkatan kualitas layanan
             pemberian KKPR melalui OSS di Kabupaten Semarang.

             B.  Online Single Submission (OSS) dan Kesesuaian Kegiatan
                Pemanfaatan Ruang (KKPR)
                 Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR)  yang  dulu
             bernama izin lokasi merupakan  salah  satu  persyaratan  dasar  yang
             wajib dipenuhi oleh seluruh pelaku usaha. Namun untuk pelaku Usaha
             Mikro  dan Kecil (UMK)  diberikan kemudahan  dengan hanya  perlu
             menyampaikan pernyataan mandiri, yang sudah tersedia dalam OSS
             berbasis risiko,  bahwa  lokasi usaha  telah  sesuai  dengan  tata ruang
             dan bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku jika di
             kemudian hari  ditemukan ketidaksesuaian. Bagi  pelaku  usaha  yang
             sudah memiliki izin lokasi dan masih berlaku sebelum Undang-Undang
             Cipta Kerja, maka izin lokasi tersebut tersebut masih dapat digunakan.
                 Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKKPR)
             Rencana Detail  Tata Ruang (RDTR)  dan Persetujuan Kesesuaian
             Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR)  tanpa  penilaian  tidak
             dikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). PNBP dikenakan
             hanya pada  PKKPR dengan tahapan penilaian atau verifikasi.  Jika
             permohonan PKKPR dinyatakan lengkap dan dokumen telah sesuai,
             pelaku usaha akan menerima pemberitahuan Surat Perintah Setor
             (SPS).  Pembayaran PNBP  selambat-lambatnya  dilakukan 3  hari
             sejak SPS diterima. Apabila kode billing telah kedaluwarsa, pelaku
             usaha  dapat mengajukan  permintaan  ulang kode billing melalui
             dasbor pelaku usaha.  Penghitungan  waktu pemrosesan  PKKPR
             dimulai setelah pembayaran PNBP. Jangka waktu paling lama untuk
             pemrosesan PKKPR  adalah 20 hari  setelah  pembayaran PNBP,
             termasuk juga penerbitan Pertimbangan Teknis (Pertek) pertanahan.
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240