Page 236 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 236

Implementasi Aplikasi Online Single Submission     227
                      untuk Layanan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Semarang
                 Permohonan PKKPR di sistem OSS akan langsung diteruskan
             ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
             (ATR/BPN), Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait tata ruang,
             kantor  pertanahan,  dan/atau Dinas Penanaman Modal Pelayanan
             Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)  sesuai  dengan kewenangannya.
             Kewenangan penerbitan PKKPR terbagi menjadi tiga, yaitu:
             1.   Pemerintah Pusat
                 a.  kegiatan usaha  yang  perizinan  berusahanya  merupakan
                     kewenangan pemerintah pusat,
                 b.  objek vital nasional,
                 c.  Proyek Strategis Nasional (PSN), dan
                 d.  lintas provinsi.
             2.  Pemerintah Provinsi
                 a.  lintas kabupaten/kota, dan
                 b.  khusus DKI Jakarta,  permohonan KKPR  yang bukan
                     kewenangan  pemerintah  pusat  maka diterbitkan oleh
                     pemerintah provinsi DKI Jakarta.
             3.  Pemerintah Kabupaten/Kota
                 Kegiatan usaha  di  suatu  kabupaten/kota  yang perizinan
                 berusahanya  bukan  kewenangan pemerintah pusat  atau
                 pemerintah provinsi.

                 Pelaksanaan OSS-KKPR merupakan salah satu pelayanan publik
             yang  sangat  penting dalam  pengembangan  iklim  investasi  dan
             berusaha. Dalam konteks ini, hampir semua pelaksanaan pelayanan
             publik masih banyak kendala  dan keluhan  oleh masyarakat
             (Kompas, 2021). Dalam hal ini termasuk layanan perizinan berusaha
             OSS.  Beberapa  permasalahan  yang  sering dijumpai  adalah waktu
             pelayanan  dan biaya  serta  kerumitan  dalam  persyaratan.  Junaidi
             (2021) menemukan bahwa bahwa  penerapan OSS masih belum
             efektif  dan  terdapat beberapa hambatan. Keterbatasan jaringan
             internet, keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM serta kurangnya
             sosialisasi dan pemahaman terhadap OSS merupakan permasalahan
             yang lazim ditemukan.
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241