Page 271 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 271

262    Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan
                    yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
             Jika faktor-faktor tersebut tidak segera ditindaklanjuti oleh instansi-
             instansi terkait, dan tidak ada upaya penyadaran atau penyuluhan
             kepada perusahaan-perusahaan perkebunan  dan pertambangan,
             tentu  saja kekisruhan kawasan  dan  permasalahan  antar instansi
             takkan ada habisnya.


             C.  Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
                 Dalam  hal  tanah  yang  diperlukan  merupakan  tanah  hak
             ulayat masyarakat hukum  adat  yang menurut kenyataannya
             masih ada, mendahului pemberian  hak atas tanah, pemohon  hak
             wajib melakukan musyawarah  dengan Masyarakat Hukum  Adat,
             selaku  pemegang hak ulayat dan warga pemegang hak atas tanah
             yang  bersangkutan,  untuk memperoleh  kesepakatan mengenai
             penyerahan  tanah,  dan imbalannya. Penjelasan Pasal;  9  ayat (2)
             UU Nomor 18 Tahun 2004. Masyarakat hukum adat yang menurut
             kenyataannya masih ada, jika memenuhi unsur:

             1.  masyarakat     masih     dalam      bentuk     paguyuban
                 (reschtsgemenschaft);
             2.  ada kelembagaan dalam bentuk  perangkat penguasa  adat;
             3.  ada wilayah hukum adat yang jelas;
             4.  ada pranata  dan perangkat  hukum  khususnya peradilan  adat
                 yang masih ditaati; dan
             5.  ada pengukuhan dengan peraturan daerah;

             D.  Faktor Penyebab Konflik
             Faktor Penyebab Konflik Penguasaan/Pemilikan HGU:

             1.   Kebijakan Negara masa lalu;- {UU  Nasionalisasi  No. 86/1958-
                 Kasus  Tembakau    yang diajukan oleh  NV Verenigde  Deli
                 Maatschappijen  dan  NV  Senembah Maatschapij akibat
                 Nasionalisasi:   Overlandersgricht  Bremen  membenarkan
                 pendapat Indonesia,  bahwa  Pembatalan Perjanjian  KMB  tdk
                 melanggar  Hukum Internasional};
             2.  Masalah kesenjangan  sosial –  {Dapat Dianalisis   dengan
                 menggunakan Teori-Teori Sosial;}
   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276